Metrotvnews.com, Jakarta: Potensi desa sering kali tidak tergarap secara maksimal, dikarenakan tidak adanya media sosialisasi ataupun instrumen untuk mempromosikan potensi desa baik di tingkat nasional maupun internasional.
Oleh karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, berencana akan melakukan road show di beberapa daerah untuk menggelar pameran potensi desa.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar menilai kegiatan ini akan sangat efektif untuk mensosialisasikan potensi yang dimiliki desa.
"Pameran potensi desa nanti insya Allah akan dimulai pada bulan agustus 2015," ujar Marwan dalam keterangan tertulis, Kamis (25/6/2015).
Rencananya, ia melanjutkan, kabupaten pertama yang akan menggelar pameran potensi desa adalah Banyuwangi di Jawa Timur.
"Banyuwangi dipilih sebagai kabupaten pertama dalam menggelar pameran potensi desa, karena perkembangan Banyuwangi selama ini cukup pesat," kata Marwan.
Kabupaten yang dijuluki sebagai "The Sunrise of Java" itu, menurut Marwan, banyak melakukan sejumlah terobosan untuk menggenjot sektor pariwisata.
"Banyuwangi kaya akan potensi sumber daya alam sebagai tujuan wisata. Seperti Kawah Ijen dengan fenomena "blue fire"-nya, Pantai Plengkung (G-Land) sebagai surganya peselancar, dan berbagai seni budaya lokal," papar Marwan.
Selain itu, Marwan melihat Banyuwangi juga banyak mengembangkan potensi desa wisata sebagai destinasi baru bagi turis mancanegara. "Desa wisata ini juga memiliki potensi besar untuk menarik turis mancanegara," imbuhnya.
Desa Wisata yang mengintegrasikan konsep wisata di suatu wilayah yang memadukan potensi wisata lokal berupa produk seni, budaya, keindahan alam, akomodasi, dan fasilitas pendukung lainnya.
"Salah satu potensi desa wisata yang terletak di Kemiren, Kecamatan Glagah, yang diberi nama Desa Wisata Osing. Penduduk di Desa Kemiren ini merupakan kelompok masyarakat yang memiliki adat istiadat dan budaya khas sebagai Suku Osing," tukasnya.
Selain mempunyai potensi desa yang luar biasa, Banyuwangi sebagai kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Jawa ini sudah mulai dikenal di dunia internansional.
"International Tour De Banyuwangi Ijen 2015, salah satu event internasional yang sudah meng-internasional. Ini bagus untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat Banyuwangi," katanya.
Setelah mengadakan pameran potensi desa di Kabupaten Banyuwangi 6-9 Agustus 2015, pameran akan dilanjutkan di Kabupaten Banyuasin 23-30 Agustus 2015, dilanjutkan kabupaten Maros 10-13 September 2015, kabupaten Pangandaran 1-4 Oktober 2015, Kabupaten Rembang 22-25 Oktober 2015, dan Kabupaten Tanah Bumbu 5-8 November 2015.
ADM
Sumber: http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/06/25/140372/pameran-desa-perdana-akan-digelar-di-banyuwangi
Seru! Sahur on The Sea Ala Polair Banyuwangi dengan Para Nelayan
By SEMANGAT BANYUWANGI - Juni 26, 2015
Banyuwangi - Jika di beberapa kota di Indonesia ada larangan menggelar sahur on the road, hal itu tidak berlaku di Banyuwangi. Karena sahur bersama kali ini tidak dilakukan di jalanan, tapi di tengah laut! Ya, ini namanya Sahur on The Sea.
Sambil menyusuri perairan Selat Bali dengan diiringi suara kentongan bambu dan galon air yang saling bersahutan, kapal Kepolisian Perairan (Polair) Banyuwangi menyatroni satu persatu kapal nelayan yang sedang jangkar di tengah laut. Beberapa ABK yang sempat kaget saat kapalnya dijenguk polair langsung meleleh ketika para polisi ini menegur dengan sapaan ramah pengingat sahur sambil membagikan santap sahur.
"Pak besok puasa? Ayo sekarang sahur dulu, supaya puasanya terjaga. ABK lain yang besok ikut puasa kemana? Ayo kumpul di sini sambil sahur bareng," kata Kepala Polair Banyuwangi, AKP Basori Alwi sambil membagikan nasi kotak pada ABK kapal, Jumat (26/6/2015).
Lebih dari 6 kapal nelayan yang kali ini disatroni petugas Polair Banyuwangi. Para ABK yang didatangi petugas polair spontan langsung tersenyum lebar dan tak canggung menyantap sahur bersama dengan para petugas penjaga kawasan maritim Banyuwangi tersebut.
Sambil santap sahur, tak segan mereka juga saling bertukar informasi tentang kondisi keamanan di kawasan perairan Banyuwangi. Ajang sahur bareng di tengah laut ini juga dijadikan moment yang tepat untuk saling menjalin silaturahmi dan membangun komunikasi antara Polair dengan para pekerja kapal.
"Di samping kegiatan ini menjamin kondisi perairan yang aman, kami juga bisa ngalap berkah pahala dari Allah. Bisa menjamin silaturahmi dan membangun kekuatan emosional dengan para nelayan. Pekerjaan utama bisa selesai dan jika di kemudian hari menemui kondisi darurat atau menemui pelanggaran di laut maka bisa segera menginformasikan pada kami," imbuhnya.
Kegiatan sahur bareng di tengah laut ini diacungi jempol oleh Solihin (55), Kapten kapal Anugerah Indah. Pasalnya pria asal Pekalongan yang telah 30 tahun lebih melaut itu, baru kali pertama ini menjumpai sahur bareng dengan polair di tengah laut.
Jika biasanya saat jelang sahur para ABK harus ribet memasak terlebih dahulu, malam ini mereka malah diberi menu lengkap oleh petugas polair. Dengan tertawa senang mereka berharap jika kegiatan ini bisa rutin terjalin hingga akhir Ramadan.
"Sempet kaget, eh ternyata dibagiin makan sahur. Biasanya sahur kami masak sendiri, belum pernah saya nemui kegiatan seperti ini, ya baru kali ini. Terima kasih polair, semoga ini jadi barokah," pungkasnya.
(hri/hri)
Sumber: http://news.detik.com/berita/2952762/seru-sahur-on-the-sea-ala-polair-banyuwangi-dengan-para-nelayan
JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) berencana road show ke beberapa daerah untuk menggelar pameran potensi desa.
Menurut Menteri DPDTT Marwan Jafar, pameran akan digelar demi mengangkat potensi desa yang seringkali tidak tergarap secara maksimal, karena kurangnya instrumen untuk mempromosikan potensi yang ada.
"Pameran potensi desa insyaallah akan dimulai bulan Agustus 2015. Banyuwangi dipilih sebagai kabupaten pertama dalam menggelar pameran potensi desa, karena perkembangan Banyuwangi selama ini cukup pesat," ujar Marwan, Kamis (25/6).
Menurut Marwan, kabupaten yang dijuluki sebagai The Sunrise of Java itu selama ini banyak melakukan sejumlah terobosan untuk menggenjot sektor pariwisata.
"Banyuwangi kaya akan potensi sumber daya alam sebagai tujuan wisata. Seperti Kawah Ijen dengan fenomena blue fire-nya, Pantai Plengkung (G-Land) sebagai surganya peselancar, dan berbagai seni budaya lokal," ujar Marwan.
Selain itu, Marwan melihat Banyuwangi juga banyak mengembangkan potensi desa wisata sebagai destinasi baru bagi turis mancanegara.
Desa Wisata mengintegrasikan konsep wisata di suatu wilayah. Di mana sejumlah kelebihan yang ada dipadukan menjadi satu. Baik itu potensi berupa produk seni, budaya, keindahan alam, akomodasi maupun fasilitas pendukung lainnya.
"Salah satu potensi desa wisata yang terletak di Kemiren, Kecamatan Glagah, yang diberi nama Desa Wisata Osing. Penduduk di Desa Kemiren ini merupakan kelompok masyarakat yang memiliki adat istiadat dan budaya khas sebagai Suku Osing," ujar Marwan.
Selain mempunyai potensi desa yang luar biasa, Banyuwangi sebagai kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Jawa ini juga sudah mulai dikenal di dunia internansional. "International Tour De Banyuwangi Ijen 2015, salah satu event internasional yang sudah meng-internasional.
Ini bagus untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat Banyuwangi," ujarnya. Setelah mengadakan pameran potensi desa di Kabupaten Banyuwangi 6-9 Agustus 2015, pameran akan dilanjutkan di Kabupaten Banyuasin 23-30 Agustus 2015. Kemudian kabupaten Maros 10-13 September 2015, Pangandaran 1-4 Oktober 2015, Rembang 22-25 Oktober 2015, dan Kabupaten Tanah Bumbu 5-8 November 2015.
Banyuwangi Dipilih Sebagai Kabupaten Pertama Menggelar Pameran Potensi Desa
By SEMANGAT BANYUWANGI - Juni 26, 2015
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Potensi desa sering kali tidak tergarap secara maksimal, dikarenakan tidak adanya media sosialisasi ataupun instrumen untuk mempromosikan potensi desa baik di tingkat nasional maupun internasional.
Oleh karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, berencana akan melakukan road show di beberapa daerah untuk menggelar pameran potensi desa.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,Marwan Jafar menilai pameran potensi desa efektif untuk mensosialisasikan potensi yang dimiliki desa. "Pameran potensi desa nanti insyaallah akan dimulai pada bulan agustus 2015," ujar Menteri Marwan, di Jakarta, Kamis (25/6/2015).
Rencananya, imbuh Marwan, Kabupaten pertama yang akan menggelar pameran potensi desa adalah kabupaten Banyuwangi.
"Banyuwangi dipilih sebagai kabupaten pertama dalam menggelar pameran potensi desa, karena perkembangan Banyuwangi selama ini cukup pesat," tandasnya.
Kabupaten yang dijuluki sebagai "The Sunrise of Java" itu menurut Menteri Marwan, banyak melakukan sejumlah terobosan untuk menggenjot sektor pariwisata.
"Banyuwangi kaya akan potensi sumber daya alam sebagai tujuan wisata. Seperti Kawah Ijen dengan fenomena "blue fire"-nya, Pantai Plengkung (G-Land) sebagai surganya peselancar, dan berbagai seni budaya lokal," ujar Menteri Marwan.
Selain itu, Marwan melihat Banyuwangijuga banyak mengembangkan potensi desa wisata sebagai destinasi baru bagi turis mancanegara. "Desa wisata ini juga memiliki potensio besar untuk menarik turis mancanegara," tandasnya.
Desa Wisata yang mengintegrasikan konsep wisata di suatu wilayah yang memadukan potensi wisata lokal berupa produk seni, budaya, keindahan alam, akomodasi, dan fasilitas pendukung lainnya.
"Salah satu potensi desa wisata yang terletak di Kemiren, Kecamatan Glagah, yang diberi nama Desa Wisata Osing. Penduduk di Desa Kemiren ini merupakan kelompok masyarakat yang memiliki adat istiadat dan budaya khas sebagai Suku Osing," imbuh Marwan.
Selain mempunyai potensi desa yang luar biasa, Banyuwangisebagai kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Jawa ini sudah mulai dikenal di dunia internansional.
"International Tour De Banyuwangi Ijen 2015, salah satu event internasional yang sudah meng-internasional. Ini bagus untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat Banyuwangi," tandasnya.
Setelah mengadakan pameran potensi desa di Kabupaten Banyuwangi 6-9 Agustus 2015, pameran akan dilanjutkan di Kabupaten Banyuasin 23-30 Agustus 2015, dilanjutkan kabupaten Maros 10-13 September 2015, kabupaten Pangandaran 1-4 Oktober 2015, Kabupaten Rembang 22-25 Oktober 2015, dan Kabupaten Tanah Bumbu 5-8 November 2015.
Meru Betiri Banyuwangi : Surga Belantara yang Belum Terjamah
By SEMANGAT BANYUWANGI - Juni 23, 2015
Meru Betiri merupakan hutan tropis dengan sungai spektakuler dan keanekaragaman satwa liar. Berslogankan “Home of Biodiversity”, Taman Nasional Meru Betiri merupakan salah satu taman nasional yang paling mengesankan di Pulau Jawa dengan ekosistem mangrove, hutan rawa, dan hutan hujan dataran rendah.
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri secara administrasi pemerintahan terletak di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Taman nasional ini terdiri dari 4 zona yaitu, zona rimba seluas 22.622 Ha, zona pemanfaatan intensif seluas 1.285 Ha, zona rehabilitasi seluas 4.023 Ha, dan zona pemanfaatan khusus seluas 2.155 Ha.
Sebagian besar taman nasional ini dipenuhi oleh perkebunan karet dengan topografi berbukit-bukit berikut tebing yang curam. Kawasan Taman Nasional Meru Betiri bagian utara dan tengah merupakan hutan hujan tropika yang selalu hijau, sedangkan di bagian lainnya termasuk hutan dengan musim kering.
Taman nasional ini merupakan sebuat pot besar tempat tumbuhnya tanaman langka seperti bunga raflesia dan beberapa jenis tumbuhan lainnya seperti bakau, api-api, waru, nyamplung, rengas, bungur, pulai, bendo, dan beberapa jenis tumbuhan obat-obatan.
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri secara administrasi pemerintahan terletak di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Taman nasional ini terdiri dari 4 zona yaitu, zona rimba seluas 22.622 Ha, zona pemanfaatan intensif seluas 1.285 Ha, zona rehabilitasi seluas 4.023 Ha, dan zona pemanfaatan khusus seluas 2.155 Ha.
Sebagian besar taman nasional ini dipenuhi oleh perkebunan karet dengan topografi berbukit-bukit berikut tebing yang curam. Kawasan Taman Nasional Meru Betiri bagian utara dan tengah merupakan hutan hujan tropika yang selalu hijau, sedangkan di bagian lainnya termasuk hutan dengan musim kering.
Taman nasional ini merupakan sebuat pot besar tempat tumbuhnya tanaman langka seperti bunga raflesia dan beberapa jenis tumbuhan lainnya seperti bakau, api-api, waru, nyamplung, rengas, bungur, pulai, bendo, dan beberapa jenis tumbuhan obat-obatan.
Di sini Anda dapat menyaksikan tingkah laku satwa liar yang eksotis seperti kumbang hitam, kura-kura, macan tutul, banteng, kera ekor panjang, ajag, kucing hutan, rusa, bajing terbang ekor merah, merak, penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu ridel atau lekang.
Di Pantai Sukamade dibangun beberapa fasilitas sederhana untuk pengembangbiakan penyu. Taman ini juga merupakan tempat perlindungan harimau jawa yang langka dan mulai punah.
Taman ini terletak di salah satu daerah yang paling terpencil di Indonesia sehingga aksesnya termasuk sulit, bahkan pengunjung terpaksa menggunakan mobil 4WD. Letaknya yang terpencil membuat hutan ini jarang dikunjungi sehingga menjadi alasan mengapa hutan ini menjadi surga belantara yang belum terjamah keindahannya.
Taman Nasional Meru Betiri menawarkan pemandangan dan pengalaman yang luar biasa. Pepohonan dan satwa liar yang menjadikan hutan ini sebagai rumah dan habitat mereka akan menjadi atraksi menarik sekaligus bermanfaat bagi Anda. Menuju hutan ini membutuhkan stamina yang baik. Namun keletihan Anda akan terbayar lunas dengan pemandangan yang spektakuler dan udara hutan yang khas menyejukan kulit dan hati Anda. Pengalaman ini akan sulit Anda rasakan dan temukan di tempat lain di planet ini.
Anda juga bisa menapakkan kaki di beberapa tempat menarik di sekitarnya seperti:
Pantai Rajegwesi
Di pantai ini Anda bisa berwisata bahari seperti berenang, mengamati satwa dan tumbuhan, juga wisata budaya dengan mengunjungi desa nelayan tradisional.
Sumbersari
Di sini Anda bisa menemukan padang rumput seluas 192 hektar dan melihat tingkah laku satwa liar seperti sambar, rusa, dan kijang. Sebuah laboratorium alam untuk kegiatan penelitian yang sempurna.
Pantai Sukamade
Di sini Anda bisa berkemah, selancar angin, melihat penyu yang sedang bertelur, juga tempat pengamatan tumbuhan atau satwa.
Teluk Hijau
Menjelajahi hutan, wisata bahari, dan berenang. Alamya jelas akan membuai Anda jatuh ke pelukan kedamaian.
Aksesibilitas
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dapat dicapai melalui dua jalur :
Anda juga bisa menapakkan kaki di beberapa tempat menarik di sekitarnya seperti:
Pantai Rajegwesi
Di pantai ini Anda bisa berwisata bahari seperti berenang, mengamati satwa dan tumbuhan, juga wisata budaya dengan mengunjungi desa nelayan tradisional.
Sumbersari
Di sini Anda bisa menemukan padang rumput seluas 192 hektar dan melihat tingkah laku satwa liar seperti sambar, rusa, dan kijang. Sebuah laboratorium alam untuk kegiatan penelitian yang sempurna.
Pantai Sukamade
Di sini Anda bisa berkemah, selancar angin, melihat penyu yang sedang bertelur, juga tempat pengamatan tumbuhan atau satwa.
Teluk Hijau
Menjelajahi hutan, wisata bahari, dan berenang. Alamya jelas akan membuai Anda jatuh ke pelukan kedamaian.
Aksesibilitas
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dapat dicapai melalui dua jalur :
- Jalur melalui Jember: Jember-Ambulu-Curahnongko-Bandealit sepanjang 64 Km dari arah Jember, dapat ditempuh selama 1,5 jam.
- Jalur melalui Banyuwangi:
- Jember-Glenmore-Sarongan-Sukamade sepanjang 103 km, dapat ditempuh selama 3,5 - 4 jam.
- Jember-Genteng-Jajag-Pesanggaran-Sarongan-Sukamade sepanjang 103 km, dapat ditempuh selama 3,5 - 4 jam.
- Jember-Banyuwangi-Genteng-Jajag-Pesanggaran-Sarongan-Sukamade sepanjang 127 km, dapat ditempuh selama 4 - 4,5 jam.
Alternatif Tujuan di Taman Nasional Meru Betiri
Jalur Andengrejo-Bandealit
Pintu gerbang Andengrejo merupakan satu-satunya akses masuk menuju Bandealit. Di pintu gerbang ini, Anda harus membayar tiket masuk dan memperoleh informasi lengkap tentang taman nasional ini. Sepanjang perjalanan menuju Bandealit, Anda dapat melihat atraksi-atraksi seperti budeng yaitu monyet semacam lutung. Pohon Aren yang menguraikan buahnya sungguh memesona untuk pecinta alam atau fotografer.
Jalur Andengrejo-Bandealit
Pintu gerbang Andengrejo merupakan satu-satunya akses masuk menuju Bandealit. Di pintu gerbang ini, Anda harus membayar tiket masuk dan memperoleh informasi lengkap tentang taman nasional ini. Sepanjang perjalanan menuju Bandealit, Anda dapat melihat atraksi-atraksi seperti budeng yaitu monyet semacam lutung. Pohon Aren yang menguraikan buahnya sungguh memesona untuk pecinta alam atau fotografer.
Temukan juga kijang, bunga Rafflesia, dan pabrik kopi peninggalan Belanda yang sekarang dimiliki oleh PT Bandealit, kebun karet, serta masyarakatnya yang sedang memanen getah karet, kebun sayuran, pohon nyiur dan berjajar rapih, serta pohon durian yang aromanya selalu tercium.
Saat Anda mencapai pintu gerbang Bandealit yang jaraknya sekitar 14 km dari pintu gerbang Andongrejo, Anda wajib melaporkan ke kantor setempat.
Jalur Bandealit-Pringtali
Pringtali adalah padang savana yang menakjubkan. Akses menuju padang luas ini harus menuju Bandealit terlebih dahulu. Hal yang akan Anda temui di perjalanan ialah mengunjungi petani kelapa muda yang airnya menebus dahaga sangat Anda di hutan tropis ini.
Jalur Bandealit-Pringtali
Pringtali adalah padang savana yang menakjubkan. Akses menuju padang luas ini harus menuju Bandealit terlebih dahulu. Hal yang akan Anda temui di perjalanan ialah mengunjungi petani kelapa muda yang airnya menebus dahaga sangat Anda di hutan tropis ini.
Selain itu, bila wakunya tepat makan ada suguhkan kegiatan masyarakat memanen kopi. Gerombolan banteng (Bos javanicus)sekitar 30 ekor akan terlihat sesekali melalui jalur ini untuk mencari minum dan makan, tentunya saat malam hari. Hutan hujan tropis yang berkabut dan airnya yang hijau bersih akan menyegarkan mata dan pikiran Anda. Apalagi bila Anda dapat berjumpa dengan macan tutul di savana Pringtali di dalam mobil Anda, semoga saja beruntung melihatnya langsung.
Jalur Bandealit-Goa Jepang
Di jalur ini Anda akan menemukan pohon jati yang tegak menghalangi sinar matahari menembus celah-celah pepohonan. Sebuah perkampungan masyarakat lokal pun akan Anda temui dengan keramahan warganya yang bersahaja.
Jalur Bandealit-Goa Jepang
Di jalur ini Anda akan menemukan pohon jati yang tegak menghalangi sinar matahari menembus celah-celah pepohonan. Sebuah perkampungan masyarakat lokal pun akan Anda temui dengan keramahan warganya yang bersahaja.
Bila Anda ingin memberi makan rusa timor, hal ini dapat Anda lakukan di penangkaran rusa di sebelah pusat informasi. Gombloh adalah selebriti lokal yang ternyata adalah rusa jantan yang sangat akrab dengan manusia.
Buah naga adalah hal yang unik yang akan Anda temui di jalur ini. Selain itu, anggrek liar yang indah dan bunga Ipomoea dapat menghibur Anda dengan warna-warnanya. Muara di dekat Bandealit dapat dimanfaatkan untuk beristirahat dan berkano. Pantai Bandealit sendiri merupakan garis pantai yang sunyi dan asri.
Lihatlah para nelayan menangkap ikan dan juga menawar hasil tangkapannya. Hal ini biasa dilakukan sebelum pengunjung menginap dan makan malam. Goa Jepang yang juga disebut bungker Jepang dapat Anda temui di daerah ini. Perjalanan menuju bunker sekitar 2 jam dengan berjalan kaki.
Jalur Banealit-Teluk Meru
Tanaman kopi merupakan hamparan yang akan Anda lihat di jalur ini. Pohon Glintungan (Bischofia javanica) yang tinggi berdiameter 2 meter patut Anda abadikan dalam foto.
Jalur Banealit-Teluk Meru
Tanaman kopi merupakan hamparan yang akan Anda lihat di jalur ini. Pohon Glintungan (Bischofia javanica) yang tinggi berdiameter 2 meter patut Anda abadikan dalam foto.
Buah Gondang akan Anda temui yang rupanya sangat mirip apel. Buah ini tidak dapat dimakan karena dapat menjadi racun. Bila Anda ingin mengetahui tanaman rotan, maka di sinilah Anda dapat melihatnya. Rupanya penuh dengan duri pada batang dan daunnya.
Batu Ampar adalah daerah di tepi sungai yang airnya bersih. Beristirahatlah di sini sambil berendam walau hanya kaki Anda saja yang masuk di dalam airnya yang segar. Tempat pengamatan burung adalah lokasi yang sering dilakukan di daerah jalur ini. Burung kecil seperti burung madu, hingga elang dapat Anda nikmati di sini.
Mengkudu pun akan Anda lihat bila pandangan Anda cukup jeli melalui jalur ini. Bila lebih tertarik dengan ukuran pohon yang cukup besar maka beringin asli yang berumur puluhan tahun dapat Anda temui di jalur ini.
Sesampainya di Teluk Meru, buatlah tenda dan Anda mulailah menikmati alamnya dengan cara berkemping (camping). Pantai di teluk ini panjangnya 5 km dan dipotong oleh satu aliran sungai yang harus Anda sebrangi saat menyusuri pantai. Jangan khawatir, air sungai ini cukup dangkal dan berair tenang.
Jalur Meru-Permisan
Sungai kecil berbatu pasti akan menantang Anda, apalagi saat musim kepiting berkembang biak. Dua sungai akan bertemu di Kali Lanang. Di sinilah Anda beristirahat. Istirahat kedua dilakukan para petualang di Tumpak Dawung yang merupakan puncak bukit, sebelum menuju pantai Permisan Barat. Pantai di balik bukit akan Anda temui dan indahnya melebihi pantai Permisan Barat. Banyak orang berenang bahkan snorkeling karena terumbu karangnya yang masih sangat baik.
Jalur Permisan-Sukamade
Ikan blanak dan mujair akan banyak ditemui di hutan mangrove. Hanya 10 menit dari Permisan, Anda akan menemui air terjun landai yang membuat Anda ingin kembali menceburkan diri walau baru berenang di pantai. Jalur menuju Sukamade dari air terjun akan sangat menantang karena licin dan Anda banyak beristirahat di berbagai titik.
Jalur Meru-Permisan
Sungai kecil berbatu pasti akan menantang Anda, apalagi saat musim kepiting berkembang biak. Dua sungai akan bertemu di Kali Lanang. Di sinilah Anda beristirahat. Istirahat kedua dilakukan para petualang di Tumpak Dawung yang merupakan puncak bukit, sebelum menuju pantai Permisan Barat. Pantai di balik bukit akan Anda temui dan indahnya melebihi pantai Permisan Barat. Banyak orang berenang bahkan snorkeling karena terumbu karangnya yang masih sangat baik.
Jalur Permisan-Sukamade
Ikan blanak dan mujair akan banyak ditemui di hutan mangrove. Hanya 10 menit dari Permisan, Anda akan menemui air terjun landai yang membuat Anda ingin kembali menceburkan diri walau baru berenang di pantai. Jalur menuju Sukamade dari air terjun akan sangat menantang karena licin dan Anda banyak beristirahat di berbagai titik.
Pohon pinang, aren, dan semak belukar akan menemani Anda hingga savana selanjutnya. Ke Sukamade Anda perlu mengambil jalur kanan, setelah menuruni bukit terjal dari Pondok Muto. Jalur ke kiri akan membawa Anda ke Sumbersari.
Jalur Sukamade-Sarongan
Hal paling menarik ialah menyebrangi sungai dengan motor atau truk. Pengemudi seolah tahu titik mana yang harus dilalui tanpa meresikokan truk dan penumpangnya. Setelah 4 kilometer dari pantai Sukamade, perkampungan pegawai perkebunan PT Sukamade akan menyambut. Di sinilah Anda akan mengenal buah kakao atau coklat.
Akomodasi
Bila waktu tak mengizinkan Anda untuk pulang malam hari dan Anda masih di Bandealit maka bermalamlah di salah satu pondok wisata. Yaitu berupa 2 rumah dengan fasilitas masing-masing 4 kamar tidur dan kamar mandi, tempat tidur springbed, air bersih, listrik (walau dipadamkan di malam hari), dan ruang tamu yang luas.
Jalur Sukamade-Sarongan
Hal paling menarik ialah menyebrangi sungai dengan motor atau truk. Pengemudi seolah tahu titik mana yang harus dilalui tanpa meresikokan truk dan penumpangnya. Setelah 4 kilometer dari pantai Sukamade, perkampungan pegawai perkebunan PT Sukamade akan menyambut. Di sinilah Anda akan mengenal buah kakao atau coklat.
Akomodasi
Bila waktu tak mengizinkan Anda untuk pulang malam hari dan Anda masih di Bandealit maka bermalamlah di salah satu pondok wisata. Yaitu berupa 2 rumah dengan fasilitas masing-masing 4 kamar tidur dan kamar mandi, tempat tidur springbed, air bersih, listrik (walau dipadamkan di malam hari), dan ruang tamu yang luas.
Di Pantai Sukamade tersedia penginapan 2 rumah panggung dengan 4 kamar dengan 2 tempat tidur di masing-masing kamarnya. Harga penginapan per malam hanya Rp 75 ribu dan bila ingin berkemah, terdapat camping ground di sekitar pantai.
Tips
Tips
- Waktu terbaik untuk mengunjungi taman nasional sini adalah pada musim kemarau (April-Oktober) karena akses jalan ke taman nasional ini rentan terhadap banjir di musim hujan.
- Sebelum memasuki kawasan taman nasional ini, Anda wajib melaporkan diri ke kantor pengelolaan taman nasional setempat, yaitu di:
Balai Taman Nasional Meru Betiri
Jl. Sriwijaya 53 , Jember 68101
Telp. / Fax: +62 331 335 535
Kotak Pos: 296
Email : meru@telkom.net
Website : www.merubetiri.com
Jl. Sriwijaya 53 , Jember 68101
Telp. / Fax: +62 331 335 535
Kotak Pos: 296
Email : meru@telkom.net
Website : www.merubetiri.com
Desa Kemiren Banyuwangi : Menikmati Adat Budaya Suku Using
By SEMANGAT BANYUWANGI - Juni 23, 2015
Ketika Anda menyusuri pesona alam Banyuwangi maka lengkapilah dengan menyambangi suku aslinya. Sebuah desa bernama Kemiren kini menjadi perhatian para pelancong. Tempat dimana Anda dapat menyaksikan langsung keseharian suku Using yang bersahaja lengkap dengan atribut adat dan budayanya yang masih lestari.
Desa Wisata Kemiren berlokasi di Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Warga desa ini kental memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka. Menjadi istimewa karena gelaran adat yang sudah menjadi kebiasan tersebut didukung oleh Pemerintah Daerah untuk menjadi atraksi dan daya tarik di Banyuwangi.
Upacara adat di Desa Kemiren memang sangat berkaitan dengan pertanian terutamanya karena sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai petani. Saat masa panen tiba, warganya akan membunyikan tabuhan angklung dan gendang di pematang sawah. Saat menumbuk padi, wanitanya akan memukul-mukul lesung dan alu sehingga menghadirkan bunyi harmonis.
Suku Using sendiri merupakan masyarakat Blambangan yang tersisa dari keturunan Kerajaan (Hindu) Blambangan yang berkuasa selama dua ratusan tahun sebelum ditaklukkan Kerajaan Mataram Islam pada 1743 M. Suku Using berbeda dengan masyarakat dari suku Jawa, Madura ataupun Bali terutamanya bila dilihat dari budaya maupun bahasanya.
Ahli sejarah lokal meyakini bahwa julukan ‘osing’ diberikan para imigran yang menemukan bahwa kata ‘tidak’ dalam dialek lokal adalah ‘osing’ yang berbeda dari kata ‘ora’ dalam bahasa Jawa. Orang yang sebenarnya Jawa itu kini disebut Using saja atau juga disebut Jawa Using. Suku Using memiliki ciri khas bahasa yaitu ada sisipan ‘y’ dalam pengucapannya, contohnya kata madang (makan) dalam bahasa Using menjadi madyang atau kata abang (merah) dalam bahasa Using menjadiabyang.
Diperkirakan Desa Kemiren lahir pada masa penjajahan sekira tahun 1830. Awalnya, desa tersebut berupa hamparan sawah dan hutan milik penduduk Desa Cungking. Saat itu, masyarakat Cungking memilih bersembunyi di sawah untuk menghindari tentara Belanda. Warga enggan kembali ke desa asalnya di Cungking. Maka dibabatlah hutan untuk dijadikan perkampungan. Hutan tersebut banyak ditumbuhi pohon kemiri dan durian sehingga dari itulah desa ini dinamakan ‘kemiren’. Desa Cungking sendiri kini masih tetap ada, letaknya 5 km arah timur Desa Kemiren dan sudah menjadi desa kota.
Bagi suku Using kesuburan tanah dan hasil panen bersumber pada penghormatan kepada roh-roh nenek moyang. Apabila terjadi wabah, penyakit ataupun kesusahan pada desa maka dianggap sebagai kemarahan roh-roh nenek moyang terhadap perbuatan atau tingkah laku warga yang kurang sesuai. Oleh sebab itu, masyarakat Using di Kemiren sering, bankan selalu meminta pertolongan dari roh-roh nenek moyang dengan cara mengadakan selamatan.
Berikut ini beberapa kegiatan adat yang biasa dilakukan suku Using di Desa Kemiren.
Selamatan Kampung Sewu Tumpeng menjadi acara adat yang perlu Anda lihat langsung dan biasanya dihelat akhir September. Kegiatan ini merupakan ungkapan rasa syukur warga atas apa yang telah diberikan Tuhan setahun sebelumnya. Di dalamnya Anda dapat melihat keramaian tumpengan yang diusung dari masing-masing keluarga.
Barong Ider Bumi merupakan upacara tolak bala desa dimana biasanya diadakan tepat hari kedua Idul Fitri. Kegiatannya ditandai arak-arakan barong kemiren beserta perangkatnya dari ujung timur desa ke ujung barat desa.
Kemiren Art Performance adalah acara yang baru saja dibina dan rencananya digelar setiap bulan Juni. Di dalamnya ditampilkan drama teatrikal yang menceritakan sejarah kota Banyuwangi. Hal unik dari acaranya adalah seni pertunjukan yang ditampilkan tidak diadakan di tengah keramaian namun di tengah hutan dan di atas air.
Ngopi Sepuluh Ewu berupa acara minum kopi sekampung di Desa Kemiren yang biasanya dihelat akhir September dan masuk dalam rangkaian Banyuwangi Festival. Bayangkan setiap rumah mengelurkan kursi dan meja ruang tamunya ke jalan raya. Desa ini pun sekejap berubah bak café dadakan di sepanjang jalan desa. Anda akan melihat orang lalu-lalang menyeduh kopi dari meja mana saja secara gratis dengan cangkir tempo dulu.
Upacara lain yang masih sering dilakukan suku Using adalah upacara ngaturi dahar. Acara selamatan ini bertujuan untuk membersihkan diri bagi anggota keluarga. Umumnya upacara ini dilakukan setiap keluarga suku Using setahun sekali saat malam Jum’at atau malam Senin.
Banyuwangi : Menyibak Keindahan dan Kealamian di Timur Pulau Jawa
By SEMANGAT BANYUWANGI - Juni 23, 2015
Banyuwangi bukan sekadar tempat singgah antara hingar bingar wisata di Bali dan eksotisme budaya Yogyakarta. Banyuwangi memiliki apapun yang dibutuhkan para petualang yang haus regukan kemegahan alam Nusantara. Dari sinilah Matahari bangkit di Timur Pulau Jawa lalu menyibak begitu banyak keindahan dan kealamian nan memukau. Banyuwangi juga menjadi rumah bagi suku Osing yang merupakan sub-suku Jawa dengan bahasa jawa tertua dan telah melahirkan ragam seni dan budaya yang begitu memikat.
Jelajahi Banyuwangi dan mulailah buka pintu gerbang petualangan Anda ke alam bebas liar tempat hewan-hewan menakjubkan menemukan kandangnya di alam atau hutan tertua di Pulau Jawa yang mistis, tempat selancar yang melegenda dan mendunia di G-Land-Pantai Plengkung, savanah seperti di Afrika yang ada di Baluran, atau Pantai Sukamade yang merupakan tempat pengembangan penyu. Dari Banyuwangi pula Anda dapat menaiki Kawah Ijen untuk menyaksikan langsung seperti apa api biru yang hanya ada dua di dunia bersama aktivitas para penambang belerang tradisional yang bersahaja.
Kabupaten Banyuwangi sendiri memiliki luas sekira 5.800 km2 dimana bentang alamnya begitu lengkap dari pesisir pantai yang indah hingga pegunungan menjulang megah pada Gunung Raung (3.282 m) dan Gunung Merapi (2.800 m). Kabupaten Banyuwangi berada persis di ujung paling timur Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, selat Bali di Timur, Samudera Hindia di selatan, dan Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.
Selain sebagai kabupaten terluas di Pulau Jawa, Banyuwangi juga merupakan tempat penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Pantai Timur Banyuwangi, tepat di Selat Bali, merupakan penghasil ikan terbesar dengan Muncar sebagai pelabuhan perikanannya. Banyuwangi juga sejak dahulu dikenal sebagai penghasil pisang, hampir di setiap pekarangan rumah warga di pelosok terdapat pohon pisang.
Karena Banyuwangi menjadi wilayah perlintasan dari Jawa ke Bali maka terjadilah perpaduan kebudayaan bersama andil sejarah Kerajaan Blambangan yang memengaruhinya dahulu. Kebudayaan Banyuwangi diresapi budaya Jawa, Bali, Madura, Melayu, Eropa, Tionghoa, dan juga budaya lokal suku jawa osing. Beberapa kesenian khas Banyuwangi diantaranya adalah: tari gandrung, barong kemiren, seblang, janger, rengganis, hadrah kunthulan, patrol, mocopatan pacul goang, jaranan butho, barong, kebo-keboan, angklung caruk, serta gedhogan. Banyuwangi Etno Carnival menjadi acara yang tepat untuk menyaksikan beragam kesenian khas Banyuwangi tersebut dan juga event paling meriah yang dinantikan wisatawan.
Banyuwangi secara harfiah bermakna air yang harum, banyu artinya air dan wangi artinya harum. Sebuah nama yang dikaitkan dengan cerita rakyat tentang kesetiaan istri seorang patih yang direbut oleh rajanya sendiri. Sang istri pun tewas di tangan suaminya ketika sang patih mengetahuinya ia bersama raja. Sang istri bermaklumat sebelum dibunuh suaminya sendiri bahwa kesetiannya akan dibuktikan dengan air sungai tempat darahnya tumpah akan menjadi harum. Sang patih yang amat mencintai istrinya itu pun hidup dalam penyesalan selepasnya.
Pilihlah dari sekian banyak aneka jenis petualangan di alam besar untuk Anda cicipi di Banyuwangi. Mulailah dari keajaiban api biru dan penambang belerang tradisional di Kawah Ijen. Datang sedari dini sekira pukul 01.00 untuk mendaki ke puncak Ijen dan dapatkan pengalaman menyaksikan api biru belerang cair yang keluar dari kawahnya. Lihat pula bagaimana para penambang belerang tradisional bertaruh nyawa mengangkut bongkahan belerang naik-turun kawah ini.
Sempatkan waktu menjelajahi savanah seperti di Afrika di Taman Nasional Baluran yang luar biasa itu. Ada beraneka hewan liar mulai dari banteng jawa, merak, monyet, rusa, bahkan hingga macan tutul. Di sini ada Pantai Bama dimana Anda dapat snorkling atau menjelajah hutan manggrove-nya yang lebat.
Berikutnya berpetualanglah ke alam liar nan alami di Taman Nasional Alas Purwo atau Taman Nasional Meru Betiri. Ada banyak pilihan untuk aktivitas berpetualang di sini. Mulailah dengan menyaksikan hewan liar di Sadengan, melepas penyu di Pantai Sukamade, atau berselancar di G-Land yang mendunia itu. Pantai Pulau Merah juga patut dikunjungi dengan pesisirnya yang mirip Pantai Kuta Bali dengan gelombang ombak yang patut dijajal peminat selancar. Tempat ini pun rutin menggelar lomba surfing internasional.
Anda yang meminati wisata agro maka perlu datang ke Perkebunan Bayu Lor yang merupakan perkebunan kopi. Ada juga Agro Wisata Kalibendo dan Agro Wisata Kali Klatak sebagai penghasil karet, kopi dan cengkeh.
Banyuwangi pun menyediakan wisata religi dan sejarah dengan adanya Maqom Waliullah Datuh Abdurahim biin Abubakar bin Bauzir yang ramai oleh peziarah setiap malam Jumat. Ada juga Pura Agung Blambangan di Muncar yang sering dikunjungi umat Hindu dari Jawa maupun Bali. Klenteng Hoo Tong Bio di Karangrejo pun menarik disambangi dimana telah berdiri sejak 1768. Museum Blambangan menyediakan beragam koleksi benda sejarah dan untuk merangkai pemahaman masa lalu yang menggugah tentang Banyuwangi.
Sisihkan pula waktu untuk menikmati ragam kuliner khas Banyuwangi di kota-nya. Anda pun dapat menyambangi beraneka kegiatan ekonomi seperti kerajinan batik di Virdes, kerajinan bambu di Desa Gintangan, kerajinan tenun di Desa Kemiran, pandai besi komando di Singotrunan, kerajinan kayu di Masnus, kerajinan serat pisang di Desa Kemiren, atau kerajinan boneka gandrung di Tukang Kayu.
Salah satu julukan yang dilekatkan pada Banyuwangi selain “The Sunrise of Java” adalah “Kota Gandrung”. Apa sebab tentunya terkait.Ketika Anda berkeliling di Banyuwangi maka dipastikan akan melihat patung penari di sudut-sudut kota atau desa. Nah, patung penari yang sedang berpose itu adalah penari gandrung. Tari gandrung sering dipentaskan pada acara perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan, dan acara lainnya. Pertunjukan tarian secara khusus biasanya dimainkan pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh.
Sejak tahun 2000, tari gandrung telah resmi menjadi maskot pariwisata Banyuwangi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga mempromosi tarian gandrung untuk dipentaskan di berbagai daerah seperti Surabaya, Jakarta, Hongkong, bahkan hingga ke Amerika. Tarian gandrung juga adalah salah satu tarian Nusantara khas Banyuwangi yang disukai oleh Presiden Soekarno. Bahkan, saat itu sang presiden sering mengundang penari ganrung untuk tampil di Istana Negara.
Seorang penari gandrung akan menari mengikuti irama instrumen gamelan dengan berbekal sebuah kipas. Ketika kipas sang penari dikibaskan atau disentuhkan langsung pada salah seorang penonton maka itu berarti sang penari mengajaknya maju ke arena untuk menari bersama. Tarian gandrung biasanya dibawakan sepasang penari, yaitu penari perempuan sebagai penari utama dan lelaki dari penonton yang diajak menari atau disebut sebagai paju.
Menilik pada ciri tersebut, tari gandrung mirip tari ketuk tilu di Jawa Barat, tari tayub di Jawa Tengah, tari lengger di Cilacap dan Banyumas, atau joged bumbung di Bali.Tari gandrung juga mirip tari seblang apabila dilihat dari seni gerakan tari, nyanyian, serta alat musik yang digunakan. Hal yang membedakan pada tari seblang biasanya disertai kerasukan pada sang penarinya, sementara tari gandrung lebih bersifat hiburan semata.
Tari gandrung sendiri berasal dari kata gandrung, yang berarti kekaguman. Kemunculan tarian inidiperkirakan saat dibabadnya Hutan Tirtagondo (Tirta Arum) untuk dijadikan wilayah Ibu Kota Balambangan pengganti Pangpang (Ulu Pangpang) atas prakarsa Mas Alit yang dilantik sebagai bupati pada 2 Februari 1774.Tarian gandrung dimainkan untuk menghibur para pembabat hutan dan mengiringi upacara selamatan terkait pembabatan Hutan Tirtagondo yang dianggap angker saat itu oleh warga sekitar.
Ada pula versi lain yang menyatakan bahwa tarian ini adalah kesenian peninggalan Majapahit dan pada masa itu hanya ditampilkan untuk kalangan kerajaan saja. Pada masanya tarian ini dipentaskan malam hari saat Bulan Purnama.Ketika pertama kali berkembang, tari gandung hanya dimainkan penari pria yang berdandan dengan pakaian dan riasan perempuan. Seiring berkembangnya pengaruh agama Islam, tarian gandrung kemudian lebih banyak dimainkan penari perempuan karena adanya fatwa ulama bahwa seorang lelaki tidak diperkenankan berdandan seperti perempuan.
Saat pertama kali berkembang, tarian gandrung hanya diiringi alat musik tradisional gamelan. Barulah pada masa sekarang tarian ini diiringi alat musik yang lebih lengkap namun kendang dan biola tetaplah menjadi ciri khasnya. Selain itu, dahulu busana yang dikenakan penari sangat sederhana, berupa mahkota terbuat dari dedaunan. Sekarang, pakaian penari gandrung telah menyesuaikan dengan zaman mahkota dan pakaian yangindah penuh warna berkilap.
Apabila Anda perhatikan, seorang penari gandrung akan selalu mengenakan mahkota unik yang disebut omprok. Pada mahkota juga diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah penari bulat telur serta tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya. Mahkota penari tersebut biasanya terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, yaitu putra Bima dalam legenda pewayangan.
Pakaian yang dikenakan penari gandrung terbuat dari beludru berwarna hitam yang dihias ornamen kuning emas serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada. Untuk bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka lalu bagian lengan dihias kelat bahu dan bagian pinggang dengan ikat pinggang serta sembong sebagai pemanis. Selendang juga akan selalu dikenakan sang penari di bahunya.
Sementara itu, untuk bagian bawah busananya, penari gandrung mengenakan kain batik dan yang umum adalah batik corak gajah oling atau corak tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Dahulu seorang penari ganrung akan menari tanpa alas kaki dan baru sejak tahun 1930-anpenarinya selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukan.
Setiap kali taian ganrung dimainkan maka akan selalu melibatkan penari, instrumen alat musik tradisional, nyanyian, gerak tari, dan arenanya yang berupa lapangan terbuka atau panggung. Saat ini biasanya ketika tarian ini dipentaskan maka erat kaitannya dengan kepentingan pemilik hajatan. Tari ini juga sering dijadikan media untuk mencari sumbangan dari tamu yang hadir.
Sebagai salah satu kesenian daerah asli Banyuwangi, tari gandrung banyak dibawakan masyarakat mulai dari usia anak-anak hingga orang dewasa. Selain itu, tarian ini pun terus dilestarikan dimana sekolah-sekolah di daerah tersebut menjadikan tarian ini masuk salah satu kegiatan ekstrakurikulernya dalam berbagai macam versi seperti tari gandrung jejer, jaran dawuk, atau tari gandrung jejer gandrung dor.
Tari gandrung juga kini telah berkembang hingga keBali dan Sasak (Lombok). Apabila di Banyuwangi tari ini menunjukkan penari yang bertingkah mesra pada maka di Lombok tariannya lebih riang dengan penari yang sering berlenggang-lenggok. Sementara itu, di Bali tarian ini lebih dikenal sebagai tari joged muani dengan goyanganatraktif dan sorot mata khas tari Bali sehinggacukup digandrungi kalangan muda.
Baru-baru ini Pemerintah Daearah banyuwangi menggelar tari gandrung terbanyak yang pernah ada sebagai bagian dari Festival Bayuwangi. Saat itutarian tersebutdimainkan di Pantai Boom dengan melibatkanlebih dari 1.000 penari dimana 200 orang diantaranya adalah penari profesional yang menari selama 80 menit diiringi 23 penabuh gamelan dan 2 orang sinden. (Him | www.indonesia.travel)
Jadwal Lengkap Sunrise Of Java Cup 2015 Di Banyuwangi
By SEMANGAT BANYUWANGI - Juni 20, 2015
Jadwal Lengkap "Sunrise Of Java Cup 2015" :
~ 30 Juni 2015 ~
Persewangi
Bwi vs Timnas U-23
Kick Off
: 21.00 Wib
@Std. Diponegoro, Bwi.
~ 1 Juli 2015 ~
Arema Cronus v Bali
United
Kick Off : 21.00 Wib
@Std. Diponegoro,
Bwi.
~ 2 Juli 2015 ~
Arema Cronus vs
Timnas U-23
Kick Off : 21.00 Wib
@Std. Diponegoro,
Bwi.
~ 3 Juli 2015 ~
Persewangi Bwi vs
Bali United
Kick Off : 21.00 Wib
@Std. Diponegoro,
Bwi.
~ 4 Juli 2015 ~
Bali United vs Timnas
U-23
Kick Off : 21.00 Wib
@Std. Diponegoro,
Bwi.
~ 5 Juli 2015 ~
Persewangi Bwi vs
Arema Cronus
Kick Off : 21.00 Wib
@Std. Diponegoro,
Bwi.
Kampung Ramadhan Bazzar & Takjil 2015
18 Juni sampai 15 Juli 2015
Jam 14.00 - 17.00 WIB
Jalan Riau Krobokan Kampung Mandar Banyuwangi
Aktifitas warga menyambut buka puasa dengan membeli takjil.
Suasana kampung yang meriah untuk sukseskan kampung Ramadhan.
Kreatifitas pemuda dan warga kampung mandar untuk mensukseskan kampung Ramadhan 2015