Cerita Bupati Banyuwangi dan Bantaeng Buat Inovasi Percepat Pembangunan
By SEMANGAT BANYUWANGI - Juli 08, 2015
Jakarta - Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berbagi cerita dalam upaya percepatan pembangunan daerah. Kedua kepala daerah ini mengatakan harus ada inovasi, terobosan dalam membangun daerah yang dipimpinnya.
Nurdin mengatakan meski kecil, daerahnya sekarang punya sektor perindustrian hasil pertanian. Daerah yang dipimpinnya sukses melakukan pengolahan yang hasilnya ada yang diekspor.
"Kalau di Bantaeng daya serap kita lebih cepat. Setiap tahun di adakan perencanaan. Salah satunya niat mendatangkan investor dari luar. Ini bagus untuk menunjang pembangunan infrastruktur jalan. Harus ada terobosan yang dilakukan," kata Nurdin dalam diskusi 'Percepatan Pembangunan Daerah' di Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Kemudian, inovasi lain adalah mengoptimalkan sektor yang menjadi andalan Bantaeng. Daerah yang punya wilayah administrasi delapan kecamatan ini unggul di sektor pertanian. Hal yang menjadi permasalahan coba dicari solusi dan kemudian diimplementasikan.
Nurdin punya tekad untuk membangun sektor pertanian. Langkah ini pun menuai hasil yang positif. Menteri Pertanian Amran Sulaiman pernah membeli benih dari Bantaeng.
"Kami enggak hanya menanam jagung. Tapi, punya benihnya. Benih ini bagus untuk meningkatkan pendapatan petani karena bisa dijual. Terobosan ini mesti ada kalau bisa bermanfaat untuk kepentingan orang banyak," tutur bupati bergelar profesor itu.
Hal senada dilakukan Bupati Banyuwangi Azwar Anas. Dia mengatakan selain menciptakan mekanisme yang transparan, kualitas sumber daya manusia perlu diperhatikan.
Kebijakan yang diterapkan Anas salah satunya rekrutmen Pegawai Negeri Sipil di sektor akuntansi keuangan yang minimal mesti punya indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,5. Langkah ini bisa membuat Pemerintah Kabupaten melakukan penghematan karena pelamar PNS tak banyak.
"Salah satunya menyiapkan SDM yang memadai dan punya kemampuan khusus. Maka PNS rekrutmen kami di sektor akutansi itu harus IPK 3,5," tuturnya.
Untuk mendukung kualitas SDM, Anas juga mempersiapkan klinik akutansi. Strategi yang menjadi pendukung laporan keuangan dan pelaksanaan APBD Pemkab Banyuwangi mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan.
"Dari tahun 2012 Itu sudah WTP. Ini karena kita terapkan prinsip kehati-hatian. Bupati tidak memaksakan, tapi normatifnya terpenuhi. Niat ingin perubahan ini harus diaplikasikan. Kuncinya mau melakukan perubahan," sebutnya.
Seiring perbaikan SDM, pihaknya, kata Anas, melakukan pembenahan infrastruktur penunjang. Misalnya perbaikan Bandara Blimbingsari yang terus dipercantik.
Kemudian, mendukung akses wisata yang menjadi unggulan di Banyuwangi seperti Pantai Sukamade sampai tour de Ijen.
"Dulu Banyuwangi rangking 31 di Jawa Timur dalam investasi. Sekarang, Alhamdulilah sudah jadi nomor 3," katanya.
Sumber: http://news.detik.com/berita/2962958/cerita-bupati-banyuwangi-dan-bantaeng-buat-inovasi-percepat-pembangunan