Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Yanuar Bramuda mengatakan, Jazz Ijen Banyuwangi dikemas sebagai aksi bermusik untuk kemanusiaan dan pariwisata.
"Tujuannya untuk meningkatkan pengenalan publik terhadap wisata Banyuwangi, dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal," kata Bramuda.
Jazz Ijen merupakan bentuk pariwisata berbasis even. ""Pariwisata even bisa memperpanjang siklus destinasi, sehingga wisatawan lebih lama tinggal di Banyuwangi, dan otomatis juga belanja uangnya bertambah," kata Bramuda.
Lokasi perkebunan Tamansari lebih dekat dari tengah kota Banyuwangi. Dari atas kawasan perkebunan di sekitar Tamansari, penonton bisa melihat Selat Bali dan gemerlap kota Banyuwangi saat malam hari.
"Jazz Ijen tahun ini menghadirkan paduan antara view lampu kota, Selat Bali, dan nuansa perkebunan serta pegunungan," kata Bramuda.
Pagi hari sebelum acara dimulai, lanjut Bramuda, event ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan, donor darah, serta pengobatan gratis bagi warga sekitar. Tentu saja juga diperuntukkan bagi para penambang belerang yang sehari-hari beraktivitas di Gunung Ijen. (wir/ted)