Festival Perkebunan ini Menjaga Budaya Masyarakat Banyuwangi
By SEMANGAT BANYUWANGI - Oktober 05, 2015
Masyarakat pun sangat antusias menyambut event yang kali pertama masuk agenda Banyuwangi Festival ini. Mereka sedari pagi telah memenuhi area festival.
"Senang sekali ada festival ini. Tidak pernah ada acara seperti ini di perkebunan, ada hiburan yang seramai ini," kata Siti Aminah salah seorang pengunjung.
Festival perkebunan ini dibuka Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Anas mengatakan, gelaran festival ini dirancang untuk mengangkat potensi perkebunan yang dimiliki Banyuwangi. Selain juga, untuk melestarikan budaya dan tradisi masyarakat perkebunan.
"Kehidupan perkebunan ini memiliki sejarah panjang dan telah menjadi bagian dari budaya Banyuwangi. Untuk itu kita masukkan agenda karena Banyuwangi Festival memang digelar untuk mengangkat tradisi dan budaya Banyuwangi," kata Anas.
Dampak lain yang diharapkan Anas akan festival ini adalah meningkatnya kerja sama dan komunikasi antar stake holder perkebunan. Dan yang tak kalah penting, festival ini diharapkan mampu menjadi sarana anak-anak perkebunan untuk mendapatkan banyak wawasan dan menunjukkan potensinya.
"Ini bukan sekedar menampilkan produk perkebunan, justru di baliknya ada edukasi bagi anak-anak perkebunan. Dengan berinteraksi dengan orang luar, mereka akan belajar dan menangkap banyak, serta tumbuh motivasi untuk meraih prestasi lebih," kata Anas.
"Kami pun sengaja memberikan panggung bagi anak-anak perkebunan untuk menampilkan kreasinya. Seperti tari petik kopi yang tadi ditampilkan, itu tercipta dari tradisi kehidupan mereka. Kami ingin buat mereka bangga bisa tampil di hadapan para petinggi yang hadir ini," paparnya.
Banyuwangi memiliki areal perkebunan yang luasnya mencapai 82.143,63 hektar yang tersebar di beberapa wilayah. Komoditas kebunnya beragam mulai kopi, kelapa kopra, kelapa deres, tembakau, kakao, tebu, cengkeh, karet, vanili, abaca, kapas, dan kapuk randu. Sejumlah komoditas seperti kelapa kopra, vanili dan kopi bahkan telah diekspor ke beberapa negara.
Turut hadir dalam acara tersebut para administratur di bawah PTPN XII, perkebunan negeri swasta, Perhutani Utara, Barat dan Selatan, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Ijen, Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo. Selain itu juga Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Jember, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, dan sejumlah pengusaha hortikultura.
Di festival ini ada puluhan stand yang memamerkan berbagai hasil kebun dari 38 perkebunan, 11 PTPN dan 27 perkebunan swasta, yang tergabung Gabungan Perusahaan Perkebunan (GPP).
Sementara itu, Direktur Perkebunan Kalibendo Chandra Sasmita yang turut berpartisipasi dalam even ini menanggapi positif. Festival ini, bagi dia menjadi salah satu ajang untuk sharing dengan para pengusaha perkebunan. Mulai dari membangun kesamaan persepsi pengembangan hingga mencari solusi gangguan penyakit tanaman perkebunan.
"Saya inginnya juga perkebunan bisa menjadi alternatif destinasi wisata di Banyuwangi, sejalan dengan konsep ecotourism yang tengah dikembangkan. Kebun kami yang berada di kaki Gunung Ijen telah menyediakannya. Para wisatawan kami ajak treking di bawah pepohonan karet, kami tunjukkan cara menyadap karet, lalu kita ajak minum kopi hasil kebun kami," ujar Chandra.
(fat/fat)