Pernikahan Adat Using di Banyuwangi Ethno Carnival 2015
By SEMANGAT BANYUWANGI - Oktober 19, 2015
BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ratusan model menampilkan parade kostum bertema “The Usingnese Royal Wedding” pada Banyuwangi Ethno Carnical 2015 yang diadakan Sabtu (17/10/2015) di Taman Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur.
Pergelaran ini diawali tari Gandrung kolosal. Setelahnya, disambung prosesi ritual adat kemanten Using yakni perang bangkat. Sebuah ritus adat yang dilakukan dalam acara pernikahan (mantenan) apabila kedua mempelainya adalah anak terakhir atau anak 'munjilan'.
Pada tradisi ini, keluarga mempelai laki-laki memberikan uba rampe kepada keluarga mempelai perempuan. Ubo rampe juga dilengkapidengan kembang mayang, bantal yang dibungkus dengan tikar dan seekor ayam betina yang sedang mengerami telurnya.
Pada tradisi masyarakat Using dikenal tiga jenis busana pengantin yaitu Sembur Kemuning, Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton Wetan.
Sembur Kemuning mewakili masyarakat pesisiran Banyuwangi yang didominasi dengan warna kuning, orange dan ungu. Sementara Mupus Braen Blambangan yang didominasi warna merah, hitam dan emas merupakan upacara adat pengantin masyarakat kelas menengah.
KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATIBanyuwangi Ethno Carnical 2015 yang diadakan Sabtu (17/10/2015) di Taman Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur.
Sedangkan Sekar Kedaton Wetan merupakan upacara adat untuk pengantin kaum bangsawan dengan warna pakaian yang didominasi hijau dan perak.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.
Esthy mengapresiasi Banyuwangi yang dinilai sangat memperhatikan pengembangan wisata dan budaya daerahnya.
“Pariwisata sudah terbukti mampu menjadi penggerak ekonomi suatu negara. Maka tak salah bila Banyuwangi fokus dalam hal ini, karena imbasnya meningkatkan ekonomi warga,” kata Esthy.