Tahun ini, panitia menggelar 53 acara, termasuk yang digelar langsung oleh dunia usaha dan pemerintah pusat. "Kami mengangkat belasan tradisi lokal untuk menjaga keberlanjutannya, dan menjadi ikhtiar untuk mengenalkan kebudayaan lokal kepada publik global," kata Anas.
Anas ingin publik mengalami apa yang disebut 'Banyuwangi Experience'. "Ini sesuatu yang tak akan bisa dijumpai di daerah lain," katanya.
Banyuwangi Festival dimulai sejak 2012 dan menampilkan kekayaan seni dan budaya, olahraga, dan pariwisata. Kearifan lokal nan unik dan kreatif juga ditampilkan.
Rencananya, International Tour de Banyuwangi Ijen akan digelar pada 11-14 Mei, Banyuwangi Batik Festival digelar pada 9 Oktober, Jazz Pantai digelar pada 27 Agustus, Festival Gandrung Sewu digelar pada 17 September, dan Banyuwangi Ethno Carnival digelar pada 12 November.
Menurut Anas, ada penambahan jadwal."Kami berdiskusi dengan Dewan Kesenian Blambangan, dan sepakat memasukkan tradisi masyarakat yang tahun-tahun lalu belum dimasukkan ke agenda Banyuwangi Festival, seperti tradisi arung kanal di kawasan Bangorejo, Puter Kayun di kawasan Boyolangu, dan Gredoan," katanya.
"Bahkan kita gelar Festival Lagu Using. Semua tak lain hanya untuk mengenalkan budaya Banyuwangi ke khalayak luas," tambah Anas.