Bupati Anas Paparkan Konsep Pengembangan Pariwisata DI Rakernas PHRI
By SEMANGAT BANYUWANGI - April 27, 2016
Prestasi Kabupaten Banyuwangi dalam mengembangkan pariwisata menarik perhatian para pelaku pariwisata Indonesia. Dalam rapat kerja nasional (Rakernas) pertama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didaulat sebagai pembicara di Bali International Convention Center, The Westin Resort, Bali Sabtu (23/4).
Banyuwangi dinilai sukses mengembangkan pariwisata. Dari kota yang hanya menjadi tempat transit, menjadi tempat jujukan para wisatawan. Yang mana dari tahun ke tahun angka kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik melonjak pesat.
Seperti yang dikatakan Hermawan Kartawijaya, pakar marketing dan pendiri MarkPlus, yang menjadi salah satu narasumber seminar dalam Rakernas tersebut. Hermawan menilai Banyuwangi sukses mengembangkan beragam event yang mampu menarik kunjungan wisatawan. Banyuwangi, menurut Hermawan, tidak hanya mempunyai obyek wisata alam yang kelas dunian seperti Kawah Ijen, Plengkung, maupun Sukomade, namun penyelenggaraan Banyuwangi Festival yang terus bertambah dari tahun ke tahun merupakan faktor penting dalam menunjang pertumbuhan wisatawan.
"Tipa tahun kualitas event dalam festivalnya terus meningkat. Banyuwangi ini memang jempolan dah," puji Hermawan kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang berada dalam ruangan seminar tersebut.
Smentara itu, Bupati Anas dalam paparannya menjelaskan tentang kebijakan pengembangan pariwisata di Banyuwangi yang berupaya mendorong keterlibatan masyarakat secara luas. Rakyat Banyuwangi tidak hanya jadi penonton dengan adanya berbagai investor yang masuk, tapi juga ikut menikmati berkah ekonomi.
"Senagaja kami dorong masyarakat untuk terlibat penuh, tidak hanya sebatas menjadi penonton. Maka, kita mengatur investasi yang masuk. Kita melarang hotel dibangun di Pulau Merah, agar masyarakat sekitar bisa membuka home stay. Kita juga melarang berdirinya hotel melati, karena biasanya digunakan untuk yang tidak-tidak," ujar Anas disambut tawa hadirin.
Meski demikian, Kabupaten Banyuwangi bukan menutup masuknya investasi. Namun, mengaturnya sedemikian rupa agar semua bisa saling bersinergi. "Kita membatasi pembangunan hotel, agar hotel satu sama lain tidak saling mematikan," jelasnya disambut applause meriah peserta.
Bupati Anas sendiri, dalam kesempatan tersebut, juga menjelaskan tentang konsep pariwisata Banyuwangi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Pariwisata bagi Banyuwangi tidak sebatas untuk kepentingan ekonomi, tapi juga sebagai konsolidasi budaya. Dari dulunya merusak alam, dengan adanya pariwisata kini mereka menjaga alam," papar Anas seraya menunjukkan slide tentang pariwisata Bangsring Underwater yang konsern pada konservasi terumbu karang di pantai Bangsring, Wongsorejo.
Ke depannya, lanjut Anas, Banyuwangi menyiapkan peraturan daerah tentang rancangan tata ruang wilayah dan zonasi untuk mengatur pengembangan sektor pariwisata dan lain sebagainya.
"Dalam perda tersebut, kita telah menzonasi mana daerah yang dipergunakan untuk pembangunan pariwisata, mana yang untuk industri, mana yang untuk pertanian dan lain sebagainya. Ini agar dapat mengerem laju pertumbuhan yang dapat mengancam kelestarian lingkungan," ungkap Anas. "Oleh karena itu, jika bapak ibu ingin berinvestasi, tanya dulu ke Bappeda," imbuhnya.
Selain mendatangkan para pengusaha hotel dan restoran, pertemuan tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh penting. Hadir dalam seminar tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan pakar marketing Hermawan Kertajaya. Dalam Rakernas tersebut juga dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian dan Maritim Rizal Ramli dan Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti.
Seminar tersebut, juga menghadirkan tiga kepala daerah yang memiliki prestasi dalam pengembangan pariwisata, yakni Walikota Batu dan Bupati Wakatobi. Sementara itu, Walikota Batu Edi Rumpoko mengaku juga banyak belajar dari Banyuwangi. Menurutnya, Banyuwangi sukses mengembangkan pariwisata yang bersinergi dengan alam.