Alhamdulilah hari ini 6 juni 2016 kita semua umat muslim bisa menjalankan ibadah bulan Ramadhan secara serentah seluruh indonesia, termasuk di banyuwangi saat ini semua umat muslim juga menjalankan ibadah puasa hari perdana.
Awal Puasa Ramadhan Hasil Sidang Isbat 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Muhammadiyah NU Kemenag RI Pemerintah
Muhammadiyah: Senin, 6 Juni 2016
NU: Senin, 6 Juni 2016
Kemenag RI / Pemerintah (Sidang Isbat): Senin, 6 Juni 2016
Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga amal ibadah kita senantiasa diterima dan dilipatgandakan, amin.
Banyuwangi kembali menjadi sorotan dunia. Ada 18 media Jepang yang sedang mengarahkan liputannya ke kabupaten berjuluk Sunrise of Java itu. Belasan media Negeri Sakura hadir ke Banyuwangi setelah Kementerian Pariwisata menggelar Japan Media famtrip ke sejumlah destinasi wisata menarik.
Di Banyuwangi, 18 jurnalis media Jepang diajak melakukan perjalanan wisata selama tiga hari. Mereka diajak menjelajah blue fire Kawah Ijen, desa wisata, hingga menikmati landscape pantai hingga pegunungan Banyuwangi. Hasil perjalanan tadi, langsung dipublikasikan di Jepang. “Di antaranya ada Mainichi Weekly, Globe- Trotter Travel Guide Book Jepang dan Kumon Publishing yang kami bawa ke Banyuwangi. Mereka menjadi mata dan telinga kami untuk membantu mempromosikan pariwisata Banyuwangi di kawasan Asia, bahkan dunia,” terang Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Kementerian Pariwisata di Jepang, Naomi Takahashi, Kamis (25/5).
Naomi mengatakan, dipilihnya Banyuwangi sebagai lokasi famtrip karena obyek wisata Banyuwangi sesuai dengan karakter wisatawan Jepang yang tidak menyukai medan sulit. Cukup berkeliling satu kota, wisatawan sudah bisa menjangkau banyak destinasi wisata. “Ada banyak obyek wisata alam yang bisa dinikmati di sini. Mulai wisata pantai, desa yang memiliki kultur unik dan gunung yang terkenal dengan api birunya. Ini sangat menakjubkan. Cerita-cerita unik dan menarik yang dijumpai di Banyuwangi pasti dipromosikan di Jepang oleh para jurnalis kami,” kata Naomi. Takehito Miyatake, fotografer dari Japan Professional Photographers Society, mengakui bahwa Banyuwangi memiliki pemandangan alam yang cantik dan unik.
Karakteristik penduduknya yang ramah dan suasana perdesaan yang khas membuatnya sangat suka dengan Banyuwangi.
“Sepanjang mata memandang saya melihat hamparan sawah yang luas dan bertingkat-tingkat (terasering, red). Itu menjadi pemandangan yang menakjubkan," tutur Miyatake.
Tak hanya alam Banyuwangi yang membuat dia terkesan. Kebiasaan masyarakat yang memulai aktivitas di pagi buta juga menjadi pesona tersendiri.
"Waktu bangun pagi saya sangat kaget, matahari belum terbit sudah terdengar suara-suara yang membangunkan orang untuk beribadah (adzan Subuh-red). Ini unik sekali," ucap Miyatake.
Kebetulan, para jurnalis itu menginap di salah satu resort yang terletak di kaki lereng Gunung Ijen. Fotografer lainnya, Hinata Haga menyatakan sangat antusias melihat puluhan festival yang digelar Pemkab Banyuwangi. Festival yang terangkum dalam Banyuwangi Festival, bagi Hinata, sangat unik dan menarik.
“Saya penasaran sekali dengan Gandrung Sewu dan Banyuwangi Ethno Carnival. Saya ingin mengabadikan dan mengabarkan keunikan dua even itu kepada masyarakat Jepang,” tuturnya. Bupati Anas mengaku sangat terhormat dengan dipilihnya Banyuwangi sebagai lokasi famtrip para jurnalis asal Negeri Sakura tersebut. Kunjungan itu bagi Anas sangat berharga karena bisa mempromosikan Banyuwangi ke mancanegara.
“Inilah Banyuwangi. Di sini Anda bisa melihat keramahtamahan penduduk di desa-desa. Banyuwangi salah satu miniatur Indonesia. Meski Indonesia mayoritas Muslim, namun di sini toleransi beragama sangat dijunjung tinggi. Bahkan kami telah masuk jaringan compassionate city yang diinisiatori Karen Armstrong. Kami dianggap sebagai kota yang penuh kasih, dan menjadi tempat layakditinggali untuk semua agama, suku dan etnis apapun,” papar Anas. Selama beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memang fokus mengembangkan pariwisata. Beragam even dibuat sepanjang tahun untuk mendongkrak pariwisata. Destinasi-destinasi wisata baru, banyak dimunculkan seiring perubahan pola pikir masyarakat.
Yang sering disebut-sebut Menpar Arief Yahya salah satunya Blue Fire atau api biru. Api biru ini sebenarnya hanya sebutan keren ini untuk Kawah Ijen yang sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, dengan Blue Fire, kawah tersebut kian menarik kunjungan wisatawan asing. "Saya dulu rajin mendaki gunung, dan Ijen adalah favourit saya," ujar Arief Yahya.
Pada pukul 01.00 sampai 03.00 WIB, akan terlihat blue fire itu. Seperti kompor raksasa, menyala biru, seluas 5000 hektare, dan waktunya tidak panjang. "Ini hanya terjadi di Ijen dan Iceland," kata Arief Yahya. Selain itu ada Pantai Bangsri yang konon keindahan bawah lautnya tak kalah dari Raja Ampat. Lebih menarik lagi, desa ini dikemas dengan narasi tentang masyarakat nelayan yang dulu perusak laut, tetapi kini menjadi pelestari dan penggerak wisata bawah laut.
Upaya ini membuahkan hasil. Pengakuan dunia untuk Banyuwangi terwujud dalam penghargaan pariwisata dunia Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa - Bangsa UNWTO Awards ke-12 kategori inovasi bidang kebijakan publik.
Hebatnya, promosi Banyuwangi tak dilakukan lewat pemasangan iklan di media massa yang tergolong mahal. Promosi hanya dilakukan memanfaatkan media sosial yang ada. Berbagai gebrakan itu membuat Banyuwangi berkembang. Kunjungan wisatawan nusantara melonjak 161 persen dari 651.500 orang pada 2010 menjadi 1.701.230 orang pada 2015. Wisatawan mancanegara meningkat 210 persen dari kisaran 13.200 orang pada 2010 menjadi 41.000 orang pada 2015. Hotel dan restoran tumbuh. Kegiatan ekonomi kreatif seperti kerajinan, industri oleh-oleh dan batik menggeliat.
Jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi pun melonjak dengan sangat fantastis, yaitu yang mencapai 1.308 persen. Dari hanya 7.826 penumpang pada 2011, Bandara Blimbingsari menerima 110.234 penumpang pada 2015.
Geliat pariwisata juga menggerakkan ekonomi warga. Pendapatan per kapita Banyuwangi menurut Badan Pusat Statistik melonjak 62 persen dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 33,6 juta per kapita per tahun (2014).
Bagi Anda penikmat keindahan sunrise, pantai satu ini jangan
sampai Anda lewatkan. Pantai yang memiliki keindahan hamparan pasir hitam yang
berada di daerah Jawa Timur mampu mencuri perhatian banyak wisatawan.
Kota
Banyuwangi yang berada di propinsi Jawa Timur, terkenal sebagai kota yang unik namanya.
Apakah di kota ini semua airnya harum? Tidak diragukan lagi keindahan pantai
yang ada di kota ini. Salah satunya adalah Pantai Boom, pantai yang berada
didaerah Kampung Mandar yang memang tidak terlalu jauh dari pusat kota.
Jaraknya hanya sekitar 2 km, itu yang membuat Pantai Boom menjadi salah satu
tempat yang wajib dikunjungi jika singgah di kota Banyuwangi.
Dahulu
Pantai Boom adalah sebuah pelabuhan yang sangat penting sekali di kota
Banyuwangi dan sebagai tempat penghubung antara Banyuwangi
dengan Pulau Bali sebelum adanya pelabuhan Ketapang saat itu.
Sehingga jika Anda sampai di Pantai Boom akan ada pemandangan
kapal-kapal nelayan yang digunakan sebagai angkutan kendaraan pada masa itu.
Selain itu masih terdapat juga tempat pelelangan ikan dan gudang-gudang yang
sudah lama sekali tidak terpakai. Sebagai bukti bahwa dahulu sangat pentingnya
fungsi dari Pantai Boom bagi masyarakat sekitar. Terutama sebagai lokasi
melakukan transaksi perekonomian.
Di pantai ini terdapat dermaga yang biasanya sering digunakan
untuk memancing bagi warga sekitar. Jika Anda mendatangi pantai ini diwaktu
pagi, suasananya masih sangat sepi sekali terutama jika dihari biasa. Suasana
yang tenang dengan suara deburan ombak akan Anda nikmati sambil menunggu penantian
melihat keindahan “The Sunrise of Java”.
Mengapa Pantai Boom mendapat julukan “The Sunrise or Java”?
Itu karena keindahan pasir hitam Pantai Boom yang hampir sama dengan keindahan
pantai di Pulau Bali. Jika Anda orang Jawa, tidak perlu untuk menyeberang jika
ingin menikmati keindahan matahari terbit. Setelah menikmati keindahan sunrise,
Anda bisa menikmati bermain pasir pantai.Pantai yang saat ini menjadi salah
satu objek wisata yang berpengaruh di kota Banyuwangi.
Di Pantai Boom juga terdapat Tugu Inkai, tugu yang didirikan
untuk mengenang para peserta yang hilang ditelan ombak pada saat sedang
melakukan latihan Karate. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1982.
Jika Anda
mengunjungi pantai ini di waktu hari libur, akan banyak terdapat pedagang yang
mendirikan warung di pinggiran pantai. Yang akan sangat penuh pengunjung jika
disaat hari minggu atau hari libur. Selain itu Anda juga bisamenikmati
keindahan pantai dengan berkeliling menyewa kuda menyusuri Pantai Boom. Selain
itudi sini juga sudah terdapat jet ski
air yang bisa Anda gunakan.
Terlihat pula beberapa kursi panjang yang dilengkapi dengan
payung lebar yang berwarna merah, sebagai pelengkap fasilitas berwisata di
Pantai Boom ini.
Seandainya Anda bisa berkunjung di waktu malam bulan purnama,
Anda akan bisa menikmati pergelaran Padang Ulan di Pantai Boom. Pergelaran ini
menampilkan para penari yang membawakan tarian daerah khas Banyuwangi, biasanya
para penari ini berasal dari Sendra Tari Rama Lestari.
Padang Ulan adalah sebuah tradisi masyarakat sekitar yang
berprofesi sebagai nelayan. Jika disaat bulan purnama para nelayan akan sangat
sepi mendapatkan ikan, yang akhirnya membuat mereka membuat suatu pergelaran
hiburan berupa tarian. Tarian yang disuguhkan adalah tari Nyiru, tari Mijil
Sebrang, tari Gandrung dan tari Jaranan Buto.
Selain pergelaran Padang Ulan, tarian Gandrung juga sudah
memiliki festival yang fenomenal. Festival Gandrung Sewu yang telah menjadi
salah satu daya tarik dari kota Banyuwangi telah menjadi kegiatan seni budaya
tingkat nasional. Kita bisa menikmati indahnya liuk-liuk tubuh sang penari
dengan mengenakan busana serba merah dan ditarikan oleh seribu penari gandrung.
Selain adanya festival Gandrung Sewu Pemkab Banyuwangi juga mengadakan festival
music jazz yang bertajuk Banyuwangi Beach Jazz Festival yang telah berlangsung
selama dua tahun terakhir ini.
Jika Anda akan menuju ke Pantai Boom, letak pantai ini ada di
sisi timur kota Banyuwangi. Anda tidak perlu khawatir jika akan berkunjung ke
Pantai Boom karena banyak terdapat rambu yang akan memandu Anda menuju ke
lokasi.
Tidak akan pernah ada kata puas jika Anda pecinta sunrise,
mungkin Anda harus tinggal beberapa saat di kota Banyuwangi. Sepanjang
perjalanan menuju Pantai Boom, Anda akan disuguhkan beberapa hotel dan restoran
yang bisa Anda nikmati. Daftar lengkap hotel yang ada di Banyuwangi bisa anda
lihat dan pesan di Traveloka.
Dari Pantai Boom menyusuri jalan Gajah Mada, Anda akan
menemui hotel Gelora Atlit Banyuwangi Guest House, dengan tempat yang sangat
nyaman dan teduh di hotel ini karena masih banyak pepohonan. Lokasi hotel ini
bisa Anda tempuh dengan berjalan kaki, fasilitas yang diberikan sudah lengkap.
Dengan kamar-kamar yang ber-AC yang telah dilengkapi dengan TV satelit, Wi-Fi,
meja dilengkapi dengan tempat duduk serta lemari pakaian.Anda bisa berlama-lama
menikmati berwisata di kota Banyuwangi. Selamat berlibur…