Tercatat hingga bulan juni tahun 2016 ini, sudah ada 7 penghargaan yang luar biasa didapatkan oleh banyuwangi, penghargaan ini didapat dari berbagai macam kegiatan dan capaian. berikut 7 penghargaan yang bisa kita kumpulkan yang telah didapatkan banyuwangi, diantaranya :
1. Penghargaan 401 penghargaan dari Basarnas 2016.
Badan Search And Rescue Nasional Nasional (Basarnas) memberikan 401 penghargaan, pada orang-orang yang dinilai terlibat saat operasi SAR kecelakaan KMP Rafelia 2, di Perairan Selat Bali beberapa waktu lalu. Penghargaan diberikan kepada semua orang yang turut membantu dalam proses evakuasi kecelakaan tersebut.
2. Siwo Award 2016
Tiga penghargaan di bidang olah raga dalam Seksi Wartawan Olah Raga (SIWO) Award 2016, berhasil disabet Banyuwangi. Ketiganya adalah penghargaan Banyuwangi sebagai kabupaten peduli olah raga, Special Achievement Award untuk Bupati Abdullah Azwar Anas, dan penghargaan atlet potensial untuk atlet cabang olah raga Tarung Drajat, Siti Rofiah. Penyerahan ketiga penghargaan tersebut dilaksanakan di Pendopo Shaba Swagata Blambangan.
3. TOP 35 Inovasi Pelayanan Publik 2016 (penanganan jamban).
Pujasera (Pergunakan Jamban Sehat Rakyat Aman) ala Kabupaten BanyuwangiTim panel Inovasi Pelayanan Publik Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas)
Capaian pelaksanaan inovasi program Pujasera adalah:
Terwujudnya 2 desa ODF dan adanya klinik sanitasi di Puskesmas Tampo.
Meningkatnya kepemilikan jamban sehat (meningkat 386% dari 1.034 KK di tahun 2013 menjadi 5.025 KK di tahun 2015).
Meningkatnya akses terhadap jamban dari 960 KK di tahun 2013 menjadi 5600 KK di tahun 2015, meningkat 483%.
Menurunnya angka kesakitan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan buruk dari 35% di tahun 2013 menjadi 18% di Tahun 2015 dan adanya Peraturan Desa tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Dalam kesempatan itu, Banyuwangi menyabet UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola. Kabupaten di Jawa Timur ini sukses mengalahkan pesaingnya seperti Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico.
Penghargaan tersebut diterima oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widiatmoko dalam acara Lokakarya Membangun Komitmen Pengembangan Perpustakaan, yang digelar Nusa Dua Bali.
Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widiatmoko, mengatakan, Penghargaan ini merupakan apresiasi yang sangat laur biasa untuk terus mengembangkan Perpustakaan di Banyuwangi, karena PerpusSeru merupakan sebuah program pengembangan perpustakaan yang difokuskan pada penyediaan akses perangkat teknologi, pelatihan pengurus, serta advokasi bagi perpustakaan umum di tingkat kabupaten/kota dan desa di seluruh Indonesia.
Manfaat program Pujasera yang telah dirasakan oleh masyarakat antara lain : terjadinya perubahan perilaku masyarakat, meningkatnya kesehatan masyarakat, masyarakat miskin dapat lebih mudah memiliki jamban, pelayanan kesehatan di puskesmas lebih optimal, terjalinnya koordinasi dan sinkronisasi dari seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dan terciptanya lingkungan sehat dan bersih. Program Pujasera memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan ke wilayah lainnya. Keberlanjutan program ini dengan melakukan replikasi ke tempat lain sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Replikasi program ini bisa dilakukan untuk kondisi wilayah yang sejenis sehingga upaya dalam mewujudkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dapat dilaksanakan.
4. UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism 2016.
Kabupaten Banyuwangi berhasil menorehkan prestasi membanggakan bagi dunia pariwisata Indonesia. Kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu berhasil meraih penghargaan dari badan urusan pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) atau UNWTO di ajang 12th UNWTO Awards Forum yang digelar di Madrid, Spanyol, Rabu malam (20/1/2016).
5. Penghargaan Kebudayaan PWI Indonesia 2016.
Bupati Banyuwangi azwar anas mendapatkan Anugerah Kebudayaan. Selama memimpin Banyuwangi. ia dinilai bisa menggunakan kekuatan tradisi lokal untuk mengembangkan daerah. “Anas berhasil menghilangkan tarnish Banyuwangi sebagai kota santet, dengan pendekatan budaya berbasis karakter lokal,” kata Ketua Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI, Yusuf Susilo Hartono.
Anas juga dinilai bisa mendorong peningkatan kesadaran budaya masyarakat lewat festival. Selama 2010-2015, saat menjabat bupati, ia ajeg mendorong berbagai festival yang berbasiskan budaya yang memperkuat identitas Banyuwangi.
6. Penghargaan Green City dalam Indonesia Green City Award 2016.
Banyuwangi Selalu komitmen dalam kebijakannya membangun wilayahnya dengan mengedepankan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan, membuat Pemkab Banyuwangi menerima penghargaan “Indonesia Green Awards 2016”
Penghargaan “Indonesia Green Awards 2016” yang diselenggarakan oleh The La Tofi School of CSR bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup dan Kementerian Perindustrian itu berlangsung di Taman Tebet, Jakarta, Sabtu (21/05).
Penghargaan “Indonesia Green Awards 2016” tersebut diserahkan oleh Chairman The La Tofi School of CSR La Tofi dan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup RI – yang juga merupakan Ketua Dewan Juri IGA 2016, Hadi Daryanto, kepada Sekretaris Kabupaten Banyuwangi Slamet Kariyono.
Sekkab Slamet mengungkapkan bahwa program-program pemeliharaan dan pelestarian lingkungan yang dilakukan pemkab bukan hanya bentuk komitmen pemerintah, tapi merupakan bentuk keseriusan Banyuwangi dalam menghadapi global warming yang semakin ekstrim.
7. Penghargaan PerpusSeru 2016 untuk Perpustakaan Banyuwangi.
Banyuwangi Dinilai memiliki komitmen dalam pengembangan perpustakaan diwilayahnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendapatkan penghargaan dalam program PerpuSeru, dari The Coca Cola Foundation.
Kedepan semoga banyuwangi mendapatkan capaian baru yang cukup membanggakan yang manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat banyuwangi, amin.
Kecamatan Pesanggaran adalah salah satu kecamatan di Banyuwangi yang memiliki luas paling luas (selain Kecamatan Tegaldlimo). Wilayahnya terdiri dari hutan tropis di utara dan pesisir pantai di selatan. Di Kecamatan Pesanggaran banyak terdapat gunung-gunung dengan dengan ketinggian yang tidak terlalu tinggi seperti Gunung Tumpangpitu (489 meter), Gunung Lampon (180 meter), Gunung Tembakur (458 meter), Gunung Gendong (893 meter), Gunung Sumbadadung (520 meter) dan Gunung Permisan (587 meter). Selain itu di Kecamatan Pesanggaran juga banyak terdapat pantai, sebagian diantaranya adalah objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara seperti Teluk Hijau, Pantai Sukamade, Pantai Rajegwesi, Pulau Merah, Pantai Pancer dan Pantai Lampon. Kecamatan Pesanggaran juga menjadi tempat wilayah konservasi Taman Nasional Meru Betiri yang melindungi spesies penyu hijau dan banteng jawa.
Pemukiman penduduk terletak di sepanjang jalan utama pedesaan. Titik keramaian di Kecamatan Pesanggaran selalu berada di daerah yang dekat dengan pasar. Seperti di Desa Sanggar, di dekat pasar terdapat sebuah terminal bus bayangan (jurusan Jajag, Kota Banyuwangi dan Situbondo), kompleks pertokoan dan gedung-gedung perbankan baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat. Begitu juga di desa-desa lainnya seperti Desa Desa Sumberagung dan Desa Sarongan pasar menjadi semacam "center of universe" dan titik paling ramai aktifitas.
Lahan pertanian di Kecamatan Pesanggaran cukup luas dan didukung dengan fasilitas irigasi yang memadai. Fasilitas irigasi ini berupa kanal-kanal yang dibangun di tepi jalan utama desa, yang bermuara ke Sungai Kali Baru. Kanal-kanal ini dapat dilihat di Desa Sumbermulyo. Kegiatan pertanian ini dilakukan di lahan dengan ketinggian bervariasi. Di Desa Sarongan bertani dilakukan sampai ke kaki gunung, di mana kawasan pertanian tersebut disebut "Babatan". Di dekat kawasan babatan tersebut terdapat kampung kecil bernama Kampung Lor Kebon. Selain itu di Kecamatan Pesanggaran juga terdapat beberapa perkebunan seperti Perkebunan Sungai Lembu, Perkebunan Sumberjambe dan Perkebunan Sukamade.
Mayoritas penduduk Kecamatan Pesanggaran adalah suku jawa, yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut "Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu Banyuwangi (Blambangan) pernah di kuasai oleh Kerajaan Mataram. Di kawasan perkebunan seperti Sungai Lembu atau Sukamade juga terdapat beberapa orang dari suku Madura.
Jumlah warga yang beragama Islam dan Kristen Protestan dapat dikatakan seimbang, hal ini dapat ditandai dengan banyaknya masjid dan gereja yang banyak ditemui di wilayah ini. Selain Islam dan Kristen Protestan, ada juga warga yang beragama Hindu dan Buddha di mana keberadaan wihara di Kecamatan ini jumlahnya sedikit banyak dari wilayah manapun di Kabupaten Banyuwangi.
Bertani menjadi mata pencaharian paling banyak dijalani oleh penduduk Kecamatan Pesanggaran. Jenis tanaman yang ditanam adalah jenis tanaman buah-buahan, sayuran atau padi. Di desa seperti Sarongan dan Kandangan selain tanaman buah-buahan seperti melon,jeruk atau durian, banyak lahan yang ditanami kelapa yang nantinya akan diambil sarinya yang merupakan bahan baku pembuatan gula jawa.
Aktifitas mengambil sari kelapa ini disebut "nderes", di mana hal ini kadangan menjadi tontonan atraksi bagi wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini karena dalam kegiatan ini seseorang harus memanjat pohon kelapa yang tinggi dengan bertelanjang dada dan memakai celana pendek seadanya dengan parang atau sabit dipinggang dan wadah yang diikat dengan tali ke celana dan dibiarkan menggantung, lalu menyadap "manggar" (bakal buah kelapa) yang mengeluarkan sari. Lalu manggar tadi diiris hingga keluar air sari kelapanya.
Wadah yang dibawa tadi kemuadian diikatkan ke manggar untuk menampung air sari kelapa. Peletakkan wadah ini biasanya dilakukan pada pagi hari dan pada sore harinya, wadah tersebut diambil kembali untuk diangkut ke tempat pemasakan sari kelapa yang nantinya akan jadi gula jawa. Dalam satu hari seorang "penderes" (pemanjat pohon kelapa) dapat memanjat sebanyak 45 pohon kelapa. Selain bertani, banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan. Nelayan dapat ditemui di pantai seperti Pantai Pancer, dan Pantai Rajegwesi. Kapal-kapal nelayan tradisional berwarna-warni berjejeran di sepanjang garis pantai.
1. Kecamatan pesanggaran merupakan
salah satu kecamatan terluas dari segi wilayah yang memiliki 5 Desa yakni; Pesanggaran,
Sumbermulyo, Sumberagung, Kandangan, Sarongan.
2. Kecamatan Pesanggaran memiliki
pantai yang indah dan terkenal hingga ke mancanegara, Diantaranya; Pulau merah,
Teluk hijau, Wedi ireng, Pantai mustika, Panati Lampon, Pantai Rajekwesi, Pantai
Sukamade.
3. Kecamatan pesanggaran merupakan
kecamatan penghasil ikan terbesar ke-2 setelah muncar yakni pancer yang
menghasilkan berbagai macam jenis ikan, mulai tuna, cakalan, cumi-cumi,
lobster, dll. Yang berkualitas ekspor.
4. Kecamatan pesanggaran memiliki
luasan kebun yang cukup luas di bawah naungan PTPN 12 yang menghasilkan hasil
alam berupa kakao, karet, tebu, kopi, merica, dll.
5. Kecamatan yang merupakan surga bagi
jutaan penyu untuk bertelur setiap tahunya yang selalu menjadi jujugan
wisatawan asing untuk study dan berwisata.
6. Kecamatan Pesanggaran memiliki
tambang emas yang terletak di gunung tumpang pitu, pulau merah Desa Sumberagung yang digadang-gadang terbesar kedua setelah Freeport yang
diprediksi akan produksi sekitar tahun 2017.
7. Kecamatan Pesanggaran di sisi selatan langsung
berbatasan dengan Samudra Hindia dan berhadapan langsung dengan benua
Australia.
8. Kecamatan Pesanggaran merupakan
kecamatan yang memiliki banyak wanita cantik dan mempesona dibandingkan dari
kecamatan lain. huehuehue :)