Banyuwangi, Sabtu 01 Juli 2017.. Puter Kayun Lebaran Kupat di Kelurahan Boyolangu, diawali dengan nyekar dan nuwun sewu di makam Buyut Jaksa.. Tradisi Puter Kayun, oleh masyarakat Boyolangu dibuka dengan Kupat Sewu (seribu Ketupat) pada lebaran 7 hari. Kupat sewu adalah sebuah selamatan kampung dengan menyantap ketupat oleh seluruh masyarakat, dengan komando doa dari masjid. Tak hanya itu, di Kelurahan Boyolangu juga berjejer deretan bazar yang berisikan mulai makanan dan jajanan trasional Banyuwangi..
.
#semangatbanyuwangi #majesticbanyuwangi #banyuwangitourism #pesonaindonesia #wonderfulindonesia #banyuwangi
Puter Kayun merupakan tradisi masyarakat Boyolangu yang divisualisasikan dengan bertamasya keliling naik dokar. Mulai dari Boyolangu hingga ke Pantai Watu Dodol, Kecamatan Kalipuro. Konon, dimasa penjajahan Belanda, daratan Watu Dodol akan dijadikan jalan raya oleh Belanda. Ditepi pantai berdiri batu berukuran raksasa. Segala upaya dilakukan Belanda untuk menghancurkan batu tersebut. Termasuk memberlakukan kerja rodi bagi warga pribumi yang pada akhirnya banyak yang mati. Hingga akhirnya Bupati pertama Banyuwangi (1773-1781), Raden Mas Alit, membuat sayembara. Sayembara itu didengar oleh Buyut Jokso, seorang sakti asal Boyolangu. Buyut Jokso konon langsung menuju ke pantai Watu Dodol, dan melakukan ritual. Yakni mengajak komunikasi Jin penunggu batu raksasa. Alhasil, Buyut Jokso berhasil memecah batu tersebut setelah memenuhi 3 syarat yang diminta Jin. Syarat itu diantaranya, batu boleh dipecah asal tidak melewati batas-batas yang ditentukan. Kedua menyisakan batu untuk dijadikan tempat tinggal raja Jin. Ketiga, keturunan Buyut Jokso setiap 10 Syawal mengunjungi Watu Dodol.
.
IG: semangatbanyuwangi
.