Akhir Pekan, Banyuwangi Gelar Festival Kuwung Tampilkan Ragam Pesona Seni Budaya Banyuwangi
By SEMANGAT BANYUWANGI - Desember 07, 2017
BANYUWANGI – Rangkaian panjang Banyuwangi Festival 2017, masih terus berlangsung. Akhir pekan ini, tepatnya Sabtu malam (9/12) akan digelar Festival Kuwung. Selain akan menampilkan beragam seni dan budaya asal Banyuwangi, festival ini juga akan dimeriahkan kontingen kesenian dari kabupaten lain.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, Festival Kuwung merupakan etalase kesenian dan tradisi masyarakat Banyuwangi yang beragam. Karena sesuai dengan namanya, Kuwung yang merupakan bahasa Osing artinya pelangi.
“Inilah yang membedakannya dengan festival lainnya. Bila festival lain menampilkan satu tematik budaya Banyuwangi, di Kuwung ini beragam tradisi khas Banyuwangi akan dipertontonkan,” kata Bupati Anas.
Festival ini akan diikuti ratusan peserta dari seluruh penjuru Banyuwangi yang akan membawakan tema sejarah perjuangan para raja yang pernah bertahta di Bumi Blambangan. Banyak fragmen heroisme yang dikemas dalam sendratari oleh para peserta.
"Kami juga mengundang Kabupaten Gianyar, Bali, Kota Kediri, Yogyakarta untuk menampilkan keseniannya. Jadi, festival ini akan meriah karena bisa menyaksikan kesenian daerah lain. Pastinya ini akan menambah wawasan kita tentang kesenian khas dari daerah lain, para seniman bisa saling sharing pengembangan kesenian daerah," jelas Anas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda, menambahkan festival ini dikemas dalam sebuah parade dengan menampilkan kesenian yang lakonnya bersumber dari cerita perjuangan para tokoh raja jaman dahulu.
"Tema ini kita angkat seiring dengan peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba). Pada Desember 246 tahun lalu, terjadi perang besar Puputan Bayu antara rakyat melawan VOC (Belanda) yang kemudian diperingat sebagai Harjaba," jelas Anas.
Parade ini nanti akan dibagi dalam lima kelompok besar. Masing-masing kelompok kata Bramuda, akan membawakan lakon sejarah perjuangan masa lalu dengan sejarah yang berbeda. Seperti Payung Agung Prabu Tawangalun. Lakon ini mengkisahkan kemerdekaan Macan Putih Blambangan dari pengaruh kekuasaan Mataram.
Lalu ada kisah Agunge Wong Agung Wilis, yang menceriterakan lepasnya Wong Agung Wilis dari penjara kerajaan Mengwi Bali, hingga Agung Wilis merebut kembali kekusaanya di Lateng. Jogo Pati Bela Pati yang mengkisahkan peristiwa perang perlawanan rakyat Blambangan semesta di Tegal Peperangan Songgon. Serta lakon “Bedah Alas Tirto Gondo, yang mengkisahkan hutan tirtogondo menjadi kota baru Banyuwangi.
“Tiap kelompok akan membawa 100 orang pemain seni. Dalam setiap gerak dan lakon yang mereka tampilkan akan diiringi musik dan gending sesuai dengan ceritanya,” kata Bramuda.
Parade ini akan mengambil dengan rute, sejauh 2,5 kilometer, start depan kantor pemkab Banyuwangi Jalan A Yani – PB Soedirman – Jl Susuit Tubun dan Finish Taman Blambangan. (*)
IG: semangatbanyuwangi
www.semangatbanyuwangi.id