Hay hay hay sobat wisata diseluruh belahan dunia 🤗 adakah diantara kalian yang lahir dibulan maret? tempe gak sih? katanya orang yang lahir dibulan maret adalah orang yang suka dengan seni.
pas buangett 💥 yok sini ke Banyuwangi. Maret ini akan banyak atraksi seni, diantaranya seperti Festival Jaranan Buto Millennial, Festival Meras Gandrung, Banyuwangi Culture Everyday, dan berbagai atraksi budaya yang tersebar di pasar-pasar kuliner tradisional.... serunya, dibulan ini juga ada Corn Festival 🌽 cocok banget buat kamu yang vegetarian... dan buat mama mama muda yuk bawa babynya ke Festival Posyandu Kreatif biar makin sehat dan tambah gemay 😚.
__
@parekraf_ri @wishnutama
@kementerianpertanian
@kemenkes_ri @azwaranas.a3
__
#Banyuwangi #MajesticBanyuwangi
#GenpiBanyuwangi #BanyuwangiFestival
#Festival #Maret #Holiday #EventMaret
Hallooo #CornLovers 🌽 HOT NEWS.. Maret ini jutaan jagung akan banjiri Banyuwangi dalam event 'Wongsorejo Corn Festival'. Tak selamanya jagung itu direbuss, di festival ini berbagai olahan jagung antimainstream akan dijual dan dipamerkan.
Jadi gak sabar pengen icip-icip 🤤 yuk perkaya nutrisi tubuh dan kontrol kadar gula darah dengan mengkonsumsi jagung. mention temen kalian, ajak kesana......
__
@parekraf_ri
@kementerianpertanian
@wishnutama
@azwaranas.a3
__
#Banyuwangi #MajesticBanyuwangi
#GenpiBanyuwangi #BanyuwangiFestival
#Jagung #JagungManis #CemilanEnak
Pulau yang berada di kecamatan Wongsorejo, kabupaten Banyuwangi ini belakangan ramai
diperbincangkan oleh warganet. Pasalnya di malam peringatan Hari jadi kabupaten
Banyuwangi (Harjaba) bupati Abdullah Azwar Anas menandatangani sebuah perjanjian
kerjasama dengan perwakilan EBD Paragon Singapore, isinya adalah kerjasama pengelolaan
pulau Tabuhan yang disebut berdurasi 25 tahun.
Berita ini sontak menjadi viral dan memicu pro dan kontra di dunia maya, sebagain besar
menolak dengan beragam pendapat, utamanya karena keberatan jika aset daerah dikelola asing
dan kekhawatiran bahwa warga utamanya nelayan akan kehilangan akses untuk ke pulau
Tabuhan, seperti diketahui pulau Tabuhan masuk dalam area aktifitas nelayan dan menjadi
tempat bersandar oleh nelayan ketika cuaca memburuk secara mendadak.
Kontroversi di dunia maya bergulir di beragam media sosial utamanya media sosial
Facebook, tidak sampai disitu, pada Senin 17/02/2020 sekelompok orang yang menamakan
diri Forum Peduli Banyuwangi (FPB) menyelenggarakan demontrasi di depan kantor Pemkab
Banyuwangi dan kantor DPRD Banyuwangi menuntut perjanjian dengan EBD Paragon
dibatalkan.
Pihak Pemkab sendiri melalui Plt. Kadisbudpar M. Yanuar Bramuda telah mendatangi
kantor DPRD untuk agenda hearing dengan para anggota dewan. Melalui pemaparannya
Bramuda menjelaskan manfaat kerjasama kelola ini utamanya efisiensi dalam pengelolaan
asset pemerintah Kabupaten dan meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD).
Namun hingga saat ini belum ada rencana konkret baik dari Pemerintah maupun pihak yang
kontra untuk mengatasi beragam masalah yang tengah terjadi di pulau Tabuhan maupun pesisir
sekitarnya. Antara lain masalah lingkungan seperti penyusutan luas pulau, rusaknya ekosistem
bawah air dan terumbu karang, hingga masalah sampah kiriman dan masalah sosial seperti
kesejahteraan nelayan dan kesehatan masyarakat.
Menyadari hal ini kelompok masyarakat pantai Kampe desa Bengkak menginisiasi kegiatan
dengan tajuk Tabuhan Bersih, gerakan ini adalah upaya untuk mengajak masyarakat peduli
terhadap beragam isu dan permasalahan di atas dan melakukan aksi nyata untuk mengatasinya,
pada kegiatan yang diadakan pada hari Minggu 01/03//2020 tersebut puluhan orang terlibat
dalam agenda bersih pantai dan berbagi buku.
Kegiatan yang disponsori oleh Yukbanyuwangi, platform kolaborasi pelaku wisata di
Banyuwangi ini melibatkan beragam elemen masyarakat seperti Disbudpar Kabupaten
Banyuwangi, Satuan Polairud Polresta Banyuwangi, Komunitas Peduli Lingkungan, Hotelier,
Akademisi dari UNTAG Banyuwangi dan Politeknik Negeri Banyuwangi hingga pegiat media
sosial dan influencer.
Menurut Winarno, salah satu warga pantai Kampe, kegiatan semacam ini perlu dilakukan
secara konsisten dan dipublikasikan secara luas sehingga dapat menjadi contoh bagaimana
kolaborasi antara masyarakat pesisir dan beragam pihak mampu memberi dampak positif
terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Harapannya kedepan kegiatan seperti ini bisa diadakan lagi sehingga memang butuh
dukungan dari masyarakat karena sumber daya kita kan disini terbatas” jelas Winarno
Yunus Dwi, salah satu peserta kegiatan Tabuhan Bersih juga mengapresiasi adanya kegiatan
ini, menurutnya kepedulian terhadap aset milik daerah tidak cukup hanya dibuktikan melalui
media sosial namun juga aksi nyata yang benar-benar memberikan dampak signifikan pada
kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir,
“Ya kan kadang kita suka ikut komentar di media sosial, ikut berdebat tapi kitanya sebetunya
gak ngapa-ngapain, jadi kegiatan semacam ini memberikan kesempatan buat kita-kita juga
untuk berkontribusi” tambah Yunus.
Acara ini rencananya akan digelar rutin setiap bulan dengan melibatkan lebih banyak pihak
dengan harapan menjadi momentum terbangunnya kesadaran masyarakat utamanya yang
tinggal di sekitar destinasi wisata untuk menjaga lingkungan, serta mengajak masyarakat luas
untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat di sekitar destinasi wisata.