Banyuwangi - Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan apresiasi atas hasil perikanan sidat di Kabupaten Banyuwangi. Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Suseno Sukoyono, mengatakan perikanan sidat atau Unagi asal Banyuwangi bahkan kualitasnya terbaik di dunia.
Banyuwangi, kata dia, satu-satunya penghasil perikanan sidat (Anguilla sp) yang paling moncer di Indonesia. "Setiap tahun ada perusahaan di Banyuwangi yang mampu mengekspor 120 ton sidat dengan harga 30 dollar AS per kilogram," kata Suseno di sela-sela kunjungan kerja Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo di Balai Pendidikan Pelatihan Perikanan, Jumat (6/3).
Suseno mencatat, kualitas air baku di Banyuwangi cocok untuk budidaya perikanan, termasuk sidat. Di Jakarta, ia mambandingkan, per 25 miligram sampel terdapat 550 ribu koloni bakteri. Adapun di Banyuwangi dengan sampel yang sama, hanya mengandung 10 ribu koloni bakteri. "Amat sehat, untuk pengembangan sidat bagus sekali. Makanya bisa menjadi pusat pengembangan sidat di dunia. Sidat sekarang menjadi produk perikanan yang paling mahal harganya di antara produk perikanan lainnya," ujar Suseno.
Tahun 2014, produksi sidat Banyuwangi mencapai 147 ton pertahun, meningkat dari tahun 2013 yang 106 ton. Salah satu perusahaan yang sukses membudidayakan sidat di Banyuwangi adalah PT Iroha Sidat indonesia.
Perusahaan yang berlokasi di utara kota Banyuwangi ini setiap tahun mampu mengekspor 120 ton sidat ke Jepang. Dikatakan Plant Manager PT Iroha, Trie Djoko Narbuko, untuk pembudidayaan Unagi ini dengan luasan lahan mencapai 47 hektar yang meliputi Banyuwangi dan Situbondo. "Ini murni hasil budi daya kami sendiri. Kami mengekspornya dalam bentuk fillet," ujarnya.
Sementara itu, ketua Asosiasi Sidat Jawa Timur Abdul Kadir mengatakan bisnis makanan kegemaran warga Jepang sangat prospektif. Permintaan sidat dari luar negeri sangat banyak. "Bukan hanya Jepang, namun permintaan sudah merambah ke Korea bahkan Arab," kata Kadir. Kadir bersama kelompok ternak sidat bisa memanen sidat 20-80 ton/bulan, dengan harga jual mencapai Rp 220 ribu per kilogram.
Dikatakan Kadir, tingginya permintaan belut berkuping dua dari luar negeri karena kualitas sidat di sini sangat bagus. Selain karena pengaruh kualitas airnya, juga jenis sidat yang berkembang di sepanjang Pulau Jawa merupakan sidat unggulan. Seperti sidat bicolor dan marmorata. (Humas Protokol)
Sumber: http://banyuwangikab.go.id/berita-daerah/sidat-banyuwangi-terbaik-di-dunia.html
0 komentar