Merdeka.com - Luas tanam padi Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur, pada masa tanam Oktober 2014 sampai Maret 2015 melampaui target. Target
yang ditetapkan seluas 62.441 hektar namun dapat terealisasi 69.850 hektar.
Luas tanam naik arena tanah yang tadinya kering ternyata dengan tersedianya air jadi bisa ditanami. Salah satunya karena upaya konservasi sumberdaya air, kata Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Ikrori beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, poduktivitas tanaman padi di Banyuwangi pada 2014 sebesar 65,06
kuintal/hektar, lebih tinggi dari rata-rata Jawa Timur yang sebesar 62,76
kuintal perhektar. Produktivitas padi di Banyuwangi terus mengalami kenaikan
dari posisi 2012 yang sebesar 62 kuintal per hektar.Luas tanam naik arena tanah yang tadinya kering ternyata dengan tersedianya air jadi bisa ditanami. Salah satunya karena upaya konservasi sumberdaya air, kata Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Ikrori beberapa waktu lalu.
Tahun lalu, produksi padi Banyuwangi mencapai 777.997 ton yang menjadikan kabupaten tersebut sebagai salah satu penghasil beras terbesar di Jawa Timur. Untuk data sementara produksi padi di Banyuwangi sampai Maret 2015 sebesar 314.768 ton, kata Ikrori.
Ikrori melanjutkan, sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Timur, Banyuwangi terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan jumlah produksi padi. Beberapa langkah pun ditempuh untuk menjaga jumlah produksi komoditas pangan utama ini. Salah satunya dengan mengontrol alih fungsi lahan pertanian melalui peraturan daerah.
Banyuwangi sudah mengatur pengendalian lahan pertanian yang tercantum di Pasal 55 Perda Tentang Tata Ruang Nomor 8 tahun 2012, ujar Ikrori.
Untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman padi, pemerintah daerah juga melakukan beberapa langkah. Seperti meningkatkan kesuburan tanah olahan melalui penggunaan pupuk organik. Kami membentuk kelompok tani produsen pupuk organik di semua kecamatan Banyuwangi. Perlahan tapi pasti para petani sudah mulai mengombinasikan pemakaian pupuk organik dengan kimia untuk memperbaiki kualitas tanah agar bisa meningkatkan hasil padi, papar Ikrori.
Selain itu juga dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi dan pembuatan embung untuk menangkap air hujan. Jumlah pengairan irigasi yang tersebar di seluruh Banyuwangi sebanyak 518 dan pompa air sebanyak 64.
Pemkab juga terus mengintensifkan peran para penyuluh pertanian untuk mendampingi petani. Peningkatan kualitas penyuluh juga dilakukan melalui perekrutan penyuluh non PNS atau THL (tenaga harian lepas) dengan seleksi yang ketat. Di antaranya THL minimal berpendidikan S1 pertanian dengan indeks prestasi kumulatif minimal 3,00. Melalui cara ini kami mendapatkan 44 orang THL terbaik sehingga saat ini jumlah penyuluh pertanian sebanyak 158 orang yang secara intensif terus mendampingi petani, kata Ikrori.
[has]
0 komentar