SYARAT: - Pria / Wanita ( usia max 32 ) - Pendidikan min D3/ S1 Fresh Graduate ( SMA diperbolehkan jika memiliki pengalaman Marketing 2 tahun ) - Memiliki kemampuan Selling / menjual yang baik - Berpenampilan menarik
Laki-laki Usia maksimal 35 tahun Jujur, cekatan, dan bertanggung jawab Pendidikan min. SMK Teknik Pendingin untuk teknisi dan D3/S1 jurusan Teknik Pendingin untuk Supervisor Teknisi Diutamakan pengalaman di bidangnya minimal 2 th, diutamakan pengalaman dari perusahaan karoseri Mampu berbahasa inggris aktif lisan dan tulisan Mampu mengoperasikan komputer min. MS. Office Penempatan Tuban, Banyuwangi, Jakarta
Cara Melamar Ke: http://www.jobs.id/en/job/view/MzgwMzc/teknisi-pendingin/istana-cipta-sembada-pt
Lowongan Manager Teknik PT. Supradinakarya Multijaya
PT. Supradinakarya Multijaya (SDK) is formerly an Indonesian property developer focusing on the property and development business. We have been in this business for more than 18 years. Our portofolio consist of real estate and property development including housing and estate development, apartment and other mixed use high-rise buildings and other commercial buildings. We are also involved in the management and investment of some hotels, restaurants, recreation-parks, mining and also consulting services
Now having some vacant positions with the qualifications below:
MANAGER TEKNIK 1. Lulusan S1 Teknik Sipil. 2. Berpengalaman dibidangnya minimal 5 tahun 3. Mempunyai leadership skills yang baik 4. Team work yg baik 5. Ketrampilan komunikasi yang baik 6. Usia maks 39 tahun. 7. Mengoperasikan komputer dengan baik (AutoCAD,MS Office,Photoshop,3D Max). 8. Bekerja keras dan loyal pada perusahaan 9. Bersedia ditempatkan di Banyuwangi.
Lowongan Staff Keuangan & Admin PT. Supradinakarya Multijaya
PT. Supradinakarya Multijaya (SDK) is formerly an Indonesian property developer focusing on the property and development business. We have been in this business for more than 18 years. Our portofolio consist of real estate and property development including housing and estate development, apartment and other mixed use high-rise buildings and other commercial buildings. We are also involved in the management and investment of some hotels, restaurants, recreation-parks, mining and also consulting services
Now having some vacant positions with the qualifications below:
STAFF KEUANGAN & ADMIN
1. Perempuan, usia max 28 tahun 2. Minimal D3, Accounting 3. Pengalaman mininal 2 tahun 4. Menguasai proses laporan keuangan 5. Mampu mengoperasikan MS Office 6. Jujur, teliti & loyal pada perusahaan 7. Menguasai dasar-dasar pencatatan Keuangan 8. Mampu membuat laporan petty cash. 9. Domisili di Banyuwangi dan sekitarnya
REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Barong Osing Banyuwangi turut memeriahkan Festival Tepi Sungai (Museums Uferfest) di Frankfurt, Jerman, Sabtu, dengan turun ke jalan sepanjang panggung Indonesia diiringi musik gamelan khas Banyuwangi.
Satu sosok Barong dan dua sosok menyerupai ayam itu langsung menarik perhatian pengunjung yang kebanyakan warga Jerman dan sekitarnya.
Setiap kali melewati deretan pengunjung panggung Indonesia seluas 800 meter persegi itu, sejumlah pengunjung langsung berinteraksi dengan memotret tiga sosok barong yang merupakan sosok asing bagi mereka.
Diiringi sejumlah pemain gamelan yang membawa gong dan gendang, ketiga sosok barong tersebut terus berjalan sambil menari, dan sesekali melayani berfoto bersama pengunjung.
Berbagai acara memang sengaja ditampilkan di panggung Indonesia, seperti goyang "poco-poco" yang melibatkan para warga Indonesia yang tinggal di Jerman.
Aksi penari "poco-poco" yang menggunakan kain ulos itu menarik perhatian pengunjung setempat untuk ikut menari bersama.
"Kita memang sengaja melibatkan warga Indonesia di Jerman ini untuk ikut berpartisipasi," kata Ketua Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Slamet Rahardjo.
Selain, tarian "poco-poco", warga dan pelajar Indonesia di Frankfurt juga menyajikan permainan angklung asal Jawa Barat dan tari saman asal Aceh.
Sehari sebelumnya, menjelang pembukaan Museum Uferfest, dua sosok "robot" Gatotkaca dan Barong, juga menarik perhatian pengunjung sepanjang sungai Main yang menjadi lokasi festival.
Dua "robot" yang diperankan oleh manusia itu tentu saja menarik perhatian di depan panggung Indonesia di Museums Uferfest yang telah berakhir Ahad (30/8) kemarin. Kesempatan langka itu tentu saja dipergunakan pengunjung terutama anak-anak untuk berfoto bersama.
"Robot" Gatotkaca dan Barong itu merupakan karya Wahyu Aditya dari HelloFest, dan menjadi pembuka tenda "Indonesia Motion Picture Arts" selama festival berlangsung.
Festival Tepi Sungai (Museums Uferfest) Frankfurt adalah acara seni dan budaya tahunan yang berlangsung setiap akhir pekan terakhir bulan Agustus.
Di tepi Sungai Main yang menjadi lokasi festival, memang berdiri sekitar 20-an museum. Berbagai stan dari berbagai negara hadir berpartisipasi.
Berbagai pertunjukan musik dan seni pun digelar di arena festival, di samping pameran serta souvenir dan kuliner yang dijajakan di stan-stan tersebut selama festival berlangsung, 28-30 Agustus 2015. Sedikitnya dua juta orang mengunjungi festival tersebut setiap tahunnya.
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan energi asal Singapura, Nusantara Energy Resources (NER) akan membangun fasilitas kilang pengolahan (mini refinery) di Kampe Industrial Estate Banyuwangi, Jawa Timur.
Melalui anak usahanya Nusantara Energy Plant Indonesia (NEPI), Nusantara Energy akan membangun kilang pengolahan kondensat menjadi avtur dan bahan bakar minyak (BBM).
"Kapasitasnya 25 ribu sampai 30 ribu bpd (barel per day)condensate. Nantinya condesate diproses jadi mogas dan avtur," ujar Junaidi Elvis, Presiden Direktur NEPI kepada CNN Indonesia, Senin (24/8).
Untuk menjamin pasokan kondensat, Junaidi mengatakan, NEPI akan bekerjasama dengan Vitol Group, perusahaan trader minyak asal Belanda. Adapun proyek yang pembangunannya akan dimulai tahun depan tersebut bakal menjadi kilang pengolahan kondensat pertama di Indonesia yang pengoperasiannya dilakukan oleh swasta.
"Benar, ini yang pertama dari swasta. Sementara feedstock-nya kami dapatkan dari Vitol untuk jangka panjang," tutur Junaidi.
Tak hanya kilang pengolahan, kata Junaidi, pihaknya juga berencana membangun LNG floating storage (FSRU) berkapasitas 100 ribu MT (metric ton) dan pembangkit listrik berkapasitas 1.000 megawatt (MW) di Kampe Industrial Estate Banyuwangi.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Nusantara Energy akan menggelontorkan investasi sebesar US$ 1,6 milliar yang dananya diperoleh dari kas internal.
"Investasi akan dari group sendiri yakni NER Group Singapore lantaran NEPI adalah perusahaan PMA anak perusahaan NER Group," jelasnya.
Banyuwangi (beritajatim.com)- Politeknik Banyuwangi akan mengajukan lahan kepada pemerintah pusat untuk mengembangkan kampus tersebut.
"Untuk pengembangan Poliwangi kedepannya kami akan mengajukan lagi 40 hektar lahan untuk perluasan Poliwangi kepada Kementrian melalui dana APBN," kata Direktur Poliwangi Asmuji.
"Inilah salah satu keuntungan lagi dengan adanya kepastian hukum Poliwangi dibawah Kemenrisetdikti," kata Asmuji.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyerahkan aset Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) kepada Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) beberapa waktu lalu. Kemenrisetdikti menerima aset berupa aula Poliwangi dan landscape yang nilainya mencapai Rp 5,3 miliar.
Kedua aset ini melengkapi penyerahan bagian aset Poliwangi yang sebelumnya telah dilakukan. Dengan begitu sekarang Poliwangi secara resmi berada di bawah pengelolaan Kemenristek. Total ada 127 perguruan tinggi negeri di Indonesia yang dikelola Kemenrisetdikti.
Total luas lahan Poliwangi saat ini yang diserahkan sejumlah 9,5 hektar. "Penyerahan aset dan sertifikat ini sangat penting sekali artinya bagi Poliwangi karena memberikan kepastian hukum bagi keberlangsungan pengembangan pendidikan Poliwangi kedepan," kata Asmuji.(wir/ted)
BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kabupaten Banyuwangi menggelar kompetisi Tabuhan Island Pro Kiteboarding pada 22 dan 23 Agustus 2015. Dengan konsep sport tourism, kompetisi ini akan diikuti oleh 40 atlet dari 20 negara.
Jeroen van Der Kooji, Co Hist Tabuhan Island Pro Kiteboarding kepadaKompasTravel menjelaskan berdasarkan data International Kiteboarding Association, ada 1,5 juta pemain kiteboarding di seluruh dunia dengan perkiraan nilai pasar industri mencapai 321 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,33 triliun yang mencakup nilai penjualan perlengkapan, penyelenggaraanevent dan sebagainya.
"Dengan digelarnya kompetisi ini di Banyuwangi diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pariwisata di Banyuwang khususnya masyarakat di sekitar Pulau Tabuhan," jelas Jeroen.
Sebelumnya, ajang kiteboarding pernah digelar di Pulau Tabuhan pada tahun 2014, namun hanya sebagai uji coba. Menurut Jeroen, Pulau Tabuhan mempunyai potensi untuk menjadi idola baru bagi pecinta kiteboarding karena mempunyai angin yang cukup kuat dan memiliki pemandangan yang sangat bagus.
"Di Bali kekuatan angin hanya sekitar 10 sampai 15 knot dan itu kurang bagus tetapi di Pulau Tabuhan angin sangat kuat terutama pada bulan Mei sampai Oktober dengan kecepatan angin secara konstan mencapai 20-25 knot. Bagi atlet semakin kuat angin maka akan semakin bagus. Belum lagi Pulau Tabuhan memiliki pasir yang putih dan air yang masih jernih," jelas lelaki asal Belanda tersebut.
Dia mengaku sudah sering datang ke berbagai tempat di Asia untuk bermain selancar layang dan tidak ada tempat sebagus Pulau Tabuhan. Ia juga mengaku yakin Pulau Tabuhan mampu menarik peselancar layang termasuk kiteboarders yang rutin mengunjungi Bali. "Di Bali banyak sekali peselancar yang bermain di Canggu dan Sanur. Mereka bisa beralih ke Pulau Tabuhan. Untuk event kali ini ada 40 peserta yang berasal dari 20 negara," ujarnya.
Ajang Tabuhan Islan Pro Kiteboarding sendiri digelar atas kerja sama Pemkab Banyuwangi dan Bangsring Brezze Resort. Untuk menuju Pulau Tabuhan, wisatawan membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Pantai Bangsring Banyuwangi dengan menggunakan kapal wisata yang dioperasikan oleh kelompok warga lokal.
Sementara itu Niklas Langseth, juara freestyle kiteboarding Swedia mengaku baru pertama kali datang ke Indonesia untuk mengikuti ajang Tabuhan Island Pro Kiteboarding. Saat menyeberang melalui Selat Bali ia mengaku merasakan kekuatan angin dan jika akan menemukan angin yang bagus pada ajang tersebut.
Kiteboarding adalah olahraga air yang memadukan beragam unsur, mulai dari selancar angin, selancar, paralayang bahkan senam menjadi satu jenis olahraga. Atlet akan berdiri di papan selancar yang dihubungkan dengan layang layang paralayang. Mereka memanfaatkan angin dengan kekuatan besar. Terdapat sejumlah gaya dalam kiteboarding seperti freestyle, free-ride, downwinders, speed, course racing, wakestyle, jumping dan kitesurfing ombak.
Total hadiah yang akan disediakan sebesar Rp 100 juta oleh sejumlah perusahaan besar di industri selancar seperti Rip Curl, Rip Curl School of Surf, Best Kiteboarding, Airush, Huna Boards, Freedom Kiteboarding Magazine dan Beach Hut and Surftime. "Event Tabuhan Island Pro Kiteboarding ini telah berproses menjadi event terbesar di Asia Tenggara," jelas Jeroen.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan acara ini merupakan sebuah ikhtiar pemerintah daerah dalam mempromosikan destinasi wisata baru Pulau Tabuhan kepada khalayak luas. Pulau yang berada di Banyuwangi bagian utara ini menyimpan pesona yang belum diketahui banyak orang, yaitu pasir putih yang halus, air laut yang jernih dan biota lautnya yang menawan. Sangat layak untuk dipromosikan.
"Tidak hanya sekadar menjadi event promosi wisata, namun event ini sebagai salah satu cara menjadikan Pulau Tabuhan menjadi tujuan utamasurfpoint bagi komunitas kitesurfing dan windsurfing internasional,” kata Bupati Anas.
Kompetisi ini akan diikuti peselancar dari Amerika Serikat, Inggris, Swedia, Finlandia, Belanda, Lithuania, Polandia, Rusia, Perancis, Spanyol, Jerman, Austria, Selandia Baru, Australia, Thailand, Singapura dan Tiongkok serta peselancar asal Indonesia. Sejumlah nama ang dipastikan hadir adalah Dan Sweeney juara Freestyle Kiteboarding asal Australia; Narapichit Pudja juara kedua World Champion Race dan Asian Champion Race; Niklas Langseth, Juara Freestle Kiteboarding Swedia; Meiju Ketola asal Finlandia; serta Fu Sumsion asal Australia.
Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyerahkan bantuan 25 motor sebagai kendaraan operasional bagi para penyuluh pertanian lapangan (PPL).
"Ini sebagai bentuk penghargaan kepada para PPL yang telah menunjukkan dedikasinya yang tinggi. Semoga kendaraan baru ini memperlancar aktivitas petugas PPL sehingga bisa bekerja lebih baik dan lebih semangat lagi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Rabu.
Anas mengatakan, PPL menjadi salah satu pendorong kesuksesan pengembangan sektor pertanian. Mereka mendampingi dan membantu penyelesaian problem yang dihadapi petani.
Selain PPL, sejumlah elemen yang bertugas di lapangan juga sangat menentukan keberhasilan sektor pertanian, seperti mantri tani, tenaga harian lepas (THL) Kementerian Pertanian, THL pendampingan penyuluhan pertanian, dan pengamat organisme pengganggu tanaman.
Anas menambahkan, para pendamping petani itu juga diharapkan mampu menjembatani problem yang dihadapi petani untuk dicari solusinya, termasuk dengan fasilitasi dari pemerintah daerah. Pemkab Banyuwangi juga baru saja melakukan rekrutmen PPL dengan kualifikasi keilmuan pertanian yang memadai.
"Kami salut dengan para PPL, anak-anak muda yang terjun mendampingi petani. Ini tidak mudah di tengah kondisi zaman seperti saat ini yang memandang minor ke sektor pertanian," katanya.
Produktivitas tanaman padi di Banyuwangi pada 2014 sebanyak 65,06 kuintal/hektare, lebih tinggi dari rata-rata Jawa Timur yang 62,76 kuintal/hektare. Produktivitas padi di Banyuwangi terus mengalami kenaikan dari posisi 2012 yang sebanyak 62 kuintal/hektare.
Tahun lalu, produksi padi Banyuwangi mencapai 777.997 ton yang menjadikan kabupaten tersebut sebagai salah satu penghasil beras terbesar di Jawa Timur. Untuk data sementara produksi padi di Banyuwangi sampai Maret 2015 sebanyak 314.768 ton.
Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Ikrori menambahkan, sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Timur, Banyuwangi terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan jumlah produksi padi. Beberapa langkah dilakukan untuk menjaga jumlah produksi komoditas pangan utama ini.
"Salah satunya dengan mengontrol alih fungsi lahan pertanian melalui peraturan daerah. Banyuwangi sudah mengatur pengendalian lahan pertanian yang tercantum di Pasal 55 Perda Tentang Tata Ruang Nomor 8 tahun 2012," ujarnya.
Untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman padi, katanya, pemerintah daerah juga melakukan beberapa langkah. Seperti meningkatkan kesuburan tanah olahan melalui penggunaan pupuk organik.
"Kami membentuk kelompok tani produsen pupuk organik di semua kecamatan di Banyuwangi. Perlahan tapi pasti para petani sudah mulai mengombinasikan pemakain pupuk organik dengan kimia untuk memperbaiki kualitas tanah agar bisa meningkatkan hasil padi," ujar Ikrori.
Selain itu juga dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi dan pembuatan embung untuk menangkap air hujan. Jumlah pengairan irigasi yang tersebar di seluruh Banyuwangi sebanyak 518 unit. (*)
Banyuwangi (beritajatim.com) - Panitia tidak memungut biaya tiket penonton alias gratis, bagi yang ingin menyaksikan Jazz Ijen Banyuwangi, di perkebunan Tamansari, Desa Jambu, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (22/8/2015).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Yanuar Bramuda mengatakan, Jazz Ijen Banyuwangi dikemas sebagai aksi bermusik untuk kemanusiaan dan pariwisata.
"Tujuannya untuk meningkatkan pengenalan publik terhadap wisata Banyuwangi, dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal," kata Bramuda.
Jazz Ijen merupakan bentuk pariwisata berbasis even. ""Pariwisata even bisa memperpanjang siklus destinasi, sehingga wisatawan lebih lama tinggal di Banyuwangi, dan otomatis juga belanja uangnya bertambah," kata Bramuda.
Lokasi perkebunan Tamansari lebih dekat dari tengah kota Banyuwangi. Dari atas kawasan perkebunan di sekitar Tamansari, penonton bisa melihat Selat Bali dan gemerlap kota Banyuwangi saat malam hari.
"Jazz Ijen tahun ini menghadirkan paduan antara view lampu kota, Selat Bali, dan nuansa perkebunan serta pegunungan," kata Bramuda.
Pagi hari sebelum acara dimulai, lanjut Bramuda, event ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan, donor darah, serta pengobatan gratis bagi warga sekitar. Tentu saja juga diperuntukkan bagi para penambang belerang yang sehari-hari beraktivitas di Gunung Ijen. (wir/ted)
Banyuwangi (ANTARA News) - Sebanyak 40 peselancar layang dari berbagai negara akan berlaga dalam ajang "Tabuhan Island Pro Kiteboarding" di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, 22 hingga 23 Agustus 2015.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Selasa, menjelaskan puluhan peselancar itu berasal dari Amerika Serikat, Brasil, Inggris, Swedia, Finlandia, Belanda, Lithuania, Polandia, Rusia, Perancis, Spanyol, Jerman, Austria, Selandia Baru, Australia, Thailand, Singapura, dan Tiongkok.
"Sejumlah nama dipastikan hadir, seperti Dan Sweeney (juara Freestyle Kiteboarding dari Australia), Narapichit Pudja (juara kedua World Champion Race dan Asian Champion Race), dan Niklas Langseth (juara Freestyle Kiteboarding Swedia). Tak lupa, beberapa peselancar dari Indonesia juga akan ikut unjuk kemampuan," katanya.
Ia menjelaskan bahwa olahraga yang dibalut konsep pariwisata ini digelar untuk semakin mempromosikan Tabuhan, sebuah pulau tak berpenghuni dengan pantai putih bersih dan air laut jernih yang bisa ditempuh tak lebih dari 45 menit dari pusat kota Banyuwangi.
"Saat ini Pulau Tabuhan mulai dikenal sebagai salah satu destinasi wisata pantai unggulan. Pasir putih halus, air laut jernih, dan biota laut yang menawan adalah daya tariknya," kata dia.
Apalagi infrastruktur penunjang di sekitarnya sudah mulai memadai, seperti keberadaan resor, permainan air, snorkeling, dan rumah apung dengan penangkaran hiu. Dengan ajang sport tourism terbaru ini, pihaknya yakin Pulau Tabuhan bakal kian dikenal wisatawan secara luas.
Anas mengatakan bahwa ajang Tabuhan Island Pro Kiteboarding digelar atas kerja sama Pemkab Banyuwangi dan Bangsring Breeze Resort, salah satu resor yang ada di Pantai Bangsring.
Untuk bisa menuju ke Pulau Tabuhan, dari pusat kota Banyuwangi dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menuju ke Pantai Bangsring, salah satu titik pemberangkatan ke Tabuhan. Dari Pantai Bangsring, wisatawan bisa menuju Pulau Tabuhan dengan waktu tempuh tak sampai 25 menit menggunakan kapal wisata yang dioperasikan oleh kelompok warga lokal.
Co-Host Tabuhan Island Pro Kiteboarding, Jeroen van Der Kooij, mengatakan saat ini kiteboarding (selancar layang) semakin digemari oleh para pencinta olahraga air dunia. Berdasarkan data International Kiteboarding Association, terdapat lebih dari 1,5 juta pemain kiteboarding (kitesurfing) di seluruh dunia.
Perkiraan nilai pasar industri kiteboarding, katanya, mencapai USD 321 juta atau Rp4,33 triliun, meliputi nilai penjualan perlengkapan, penyelenggaraan event, dan sebagainya.
"Pasar untuk olahraga kiteboarding ini terus tumbuh. Tentu jika bisa dioptimalkan akan memberi manfaat bagi pariwisata Banyuwangi, khususnya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di sekitar Pulau Tabuhan karena permintaan hotel, kuliner, dan jasa lain pasti meningkat," ujar pria asli Belanda tersebut.
Dia optimistis Pulau Tabuhan bakal menjadi lokasi idola bagi pencinta kiteboarding. Pasalnya, laut di pulau tersebut mempunyai keistimewaan yang tak dimiliki wilayah lain yang selama ini dikenal sebagai surfpoint seperti Bali.
Kecepatan angin di sekitar Pulau Tabuhan mencapai 20-25 knot secara konstan sepanjang Mei sampai Oktober. Kecepatan angin itu sangat baik untuk bermain selancar layang maupun selancar angin. Apalagi, lautnya juga tanpa ombak.
Sedangkan di Bali, jelas Van Der Kooij, angin nyaris tak pernah bertiup dengan kecepatan di atas 15 knot. Kecepatan angin di Bali terlalu rendah, sehingga pencinta olahraga air ini membutuhkan layang-layang paralayang dan layar yang lebih besar. Angin di Bali juga tidak konstan, sehingga para peselancar layang dan angin lebih banyak menunggu.
"Saya sudah datang ke banyak tempat di Asia untuk bermain selancar layang, dan tidak ada tempat sebagus Pulau Tabuhan. Saya yakin pulau ini mampu menarik para kiteboarders (peselancar layang), terutama kiteboarders yang rutin ke Bali. Selama ini Anda bisa melihat banyak sekali peselancar layang yang bermain di Bali seperti di Sanur dan Canggu, itu yang kami bidik agar beralih ke Banyuwangi," ujarnya.
Kiteboarding adalah olahraga air yang mengombinasikan selancar angin, selancar, paralayang, bahkan senam menjadi satu jenis olahraga. Para atlet di papan selancar dihubungkan dengan layang-layang paralayang. Para peselancar layang memanfaatkan angin untuk menaklukkan air dan melayang-layang di udara, lalu melandai kembali berselancar di atas air dengan gerakan-gerakan yang akrobatik.
Tahun lalu, ajang kiteboarding juga digelar di Pulau Tabuhan pada Agustus 2014, namun sifatnya hanya uji coba. Tahun ini, kompetisi internasional sesungguhnya dihelat dengan total hadiah Rp100 juta yang disediakan Pemkab Banyuwangi dan didukung perusahaan besar di industri selancar, seperti Rip Curl, Rip Curl School of Surf, Best Kiteboarding, Airush, Huna Boards, Freedom Kiteboarding Magazine, dan Beach Hut and Surftime.
"Ajang ini telah berproses menjadi kiteboarding event terbesar Asia Tenggara," ujar Van Der Kooij.
Tabuhan Island Banyuwangi ProkiteboardingPengen lihat serunya aksi selancar layang (kite surf) dan selancar angin (wind surf) atlet mancanegara di lautan jernih di bibir pantai berpasir putih? Cuma di sini ajangnya: Tabuhan Banyuwangi Pro Kiteboarding, 22-23 Agustus 2015 mulai pukul 09.00. Kitesurf dan windsurf adalah model selancar yang mengandalkan angin berkecepatan tinggi yang bisa melayangkan peselancar ke udara, lalu dihujamkan kembali ke air, begitu seterusnya.
Sorenya, di hari yang sama bisa kita saksikan gelaran JAZZ IJEN. Menampilkan Andre Hehanusa, Kerispatih, dan Lita li, festival jazz yang digelar di kaki Gunung Ijen ini akan menjadi tontonan yang menarik dan tak boleh dilewatkan.
Tapi untuk memudahkan Anda berkunjung, silakan ambil paket di Bangsring Boat cuma Rp100.000 per orang dengan fasilitas kapal wisata PP ke Pulau Tabuhan Banyuwangi, snorkeling, makan siang, snack, dan naik banana boat. Reservasikan diri Anda di: 082312990888, WA: 081330253339, BBM: 57674F2D.
Di tengah lesunya perekonomian, industri kreatif di Banyuwangi, Jawa Timur, terus menggeliat. Kerajinan kayu dari kabupaten itu berhasil mengisi pasar Jepang dan Spanyol. Geliat industri ini membangkitkan ekonomi lokal masyarakat yang bergantung padanya.
Di bengkel kerja UD Oesing Craft di Banyuwangi, Kamis (6/8), Joni Samugo (27) menumpuk sejumlah piring dari kayu yang permukaannya baru saja selesai dihaluskan. Peluhnya menetes. Beberapa kali ia menegakkan punggung untuk mengurangi rasa pegal. Namun, ia tetap meneruskan bekerja menyelesaikan kerajinan alat rumah tangga. Peralatan rumah tangga yang dia kerjakan sudah ditunggu untuk diekspor.
Dua tahun menjadi bagian dari produsen industri kreatif disyukuri Joni. Meskipun hanya pekerja, rezeki Joni terus mengalir. Bulan ini, ia mendapatkan order menghaluskan permukaan piring kayu untuk bisa dikirim ke Jepang. Untuk menyelesaikan pekerjaan itu, ia bisa mendapatkan penghasilan Rp 2,5 juta per bulan, jauh lebih besar daripada upah minimum regional di Banyuwangi yang hanya separuhnya.
Hal sama dirasakan Heri Ardiyanto (27). Heri awalnya bekerja di sawah, dengan upah kurang dari Rp 50.000 per hari. Ia akhirnya bergabung menjadi perajin, setelah sebelumnya belajar menjadi perajin kerajinan rumah tangga di UD Oesing Craft, produsen peralatan rumah tangga dari kayu kecil yang bisa menembus ekspor ke Jepang.
Untuk mendapatkan produk yang bagus, Heri harus benar-benar teliti mengerjakan piring kayu secara halus. Cacat sedikit, pembeli tak akan mau. Jika kurang halus, barangnya pun akan dikembalikan untuk diperbaiki. Lelah, tentu saja dirasakan Heri, tetapi bagi dia lelah justru menjadi pertanda bahwa ia masih bisa mendapatkan order banyak.
Empat tahun ini, Banyuwangi tumbuh jadi produsen industri kreatif. Di dalam negeri, perajin mendapat pasar dengan tumbuhnya wisata. Para pengusaha industri mikro, kecil, dan menengah pun mampu menembus ekspor ke mancanegara.
Industri buah tangan, misalnya, tumbuh setelah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi gencar mempromosikan wisata dan memperbanyak gelaran kesenian dan festival. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Banyuwangi, jumlah wisatawan domestik tercatat mencapai 1,057 juta pada 2013, meningkat 22 persen dari tahun 2012 sebanyak 860.831 orang. Wisatawan asing meningkat dari 5.502 orang menjadi 10.550 orang. Rata-rata wisatawan itu menghabiskan uang Rp 3 juta untuk menginap dan berbelanja di Banyuwangi.
Kontrak dengan Jepang
Ada yang mengandalkan pasar lokal, tetapi ada pula yang sudah jauh menembus pasar internasional. UD Oesing Craft, misalnya, mendapat kontrak dengan perusahaan Jepang Mitsubishi Co LTD untuk mengirimkan produk peralatan rumah tangga dari kayu. Setiap bulan, menurut pemilik Oesing Craft, Bambang Haryono, industri kecilnya mengirim satu kontainer kerajinan rumah tangga dari kayu ke Jepang dan setiap dua atau tiga bulan sekali mengirim satu kontainer ke Spanyol. Satu kontainer bernilai Rp 300 juta-Rp 400 juta dan bisa mempekerjakan sekitar 100 pekerja, termasuk Joni dan Heri.
Ekonomi yang lesu tak berpengaruh banyak pada ekspor mereka. Bengkel kerja Oesing Craft yang terletak di jalan Ngurah Rai, Banyuwangi, hampir tak pernah sepi. Setiap hari selalu ada suara mesin pemotong kayu dan pasah dengan pekerja-pekerja yang sibuk menggarap orderan. Di ruang pamernya juga menumpuk piring, mangkok, tatakan, vas bunga, dan kerajinan lain yang siap untuk dikemas.
Bambang mengakali lesunya ekonomi dengan menawarkan apa yang dibutuhkan pasar. Produk piring, tatakan, mangkok, hingga sendok garpu dari kayu laku di pasar Jepang. Untuk pasar Eropa, ia menjual vas bunga dan mangkok serbaguna hingga hiasan dekoratif. Kayu yang digunakan di antaranya kayu akasia, asam, dan kelapa. Beberapa produknya memang dibiarkan apa adanya, warna tak rata, beberapa tempat berlubang bekas rayap, tetapi ternyata hal-hal natural seperti itu yang digemari. Jadilah produknya laku di pasaran.
Strategi yang sama juga diterapkan perajin di Desa Gintangan di Kecamatan Rogojampi. Pasang surut kondisi ekonomi sering mereka rasakan, tetapi dengan bekal kreativitas mereka tetap bertahan mempertahankan pasar. Aswanto dan Widodo, perajin industri bambu di Gintangan, mengisi pasar Spanyol. Mereka berinovasi pada desain. Jika beberapa tahun lalu bambu, kini kerajinan batok kelapa yang laku di pasaran.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membantu menghidupkan pasar industri kreatif, seperti berinvestasi di bidang pariwisata, di antaranya mengadakan acara olahraga dan kesenian tingkat nasional ataupun internasional serta memberikan peluang lebih kepada pelaku UKM. "Investor yang ingin berinvestasi akan kami berikan insentif, salah satunya keringanan pajak. Syaratnya antara lain harus memberdayakan dan merangkul usaha kecil menengah" kata Bupati Abdullah Azwar Anas.
Badan Perencanaan Pembangunan Banyuwangi juga mencatat ada kenaikan pendapatan per kapita warganya dari Rp 14,97 juta pada 2010 menjadi Rp 25,5 juta pada 2014. Adapun pendapatan domestik regional bruto naik dari Rp 23,56 triliun pada 2010 menjadi Rp 40,48 triliun pada 2014. Kenaikan itu salah satunya dipicu kesempatan kerja pada industri kreatif.
Di Banyuwangi, saat kreativitas tak berhenti, pasar pun tak pernah akan mati.(SIWI YUNITA CAHYANINGRUM)
Satu lagi tujuan selancar berkelas dunia tersaji di Banyuwangi, bukan G-land (Plengkung) tetapi ini bernama Pantai Pulau Merah. Pantai ini memiliki kelebihan dibandingkan G-land yaitu tidak memiliki banyak batu karang seperti di Plengkung sehingga pantai Pulau Merah lebih aman bagi peselancar termasuk pemula. Pantai ini memiliki ciri khas lain yaitu adanya sebuah bukit setinggi 200 meter di hadapan pantai yang mirip seperti pantai di Brazil.
Pantai Pulau Merah mirip Pantai Kuta di Bali namun ombaknya lebih bergulung (hingga setinggi dua meter dan panjang 300 meter) dimana itu memungkinkan peselancar melakukan manuver dengan teknik tubes. Ombak di Pantai Pulau merah dipastikan bisa menjadi tujuan peselancar pemula, amatir maupun profesional karena memiliki ketingian rata-rata dua meter. Hal ini berbeda dengan Pantai Plengkung atau G-Land yang hanya lebih banyak dinikmati peselancar profesional.
Nama Pulau Merah sebelumnya adalah Pantai Ringin Pitu. Pergantian namanya menjadi Pulau Merah didasari dua versi. Ada yang mengatakan karena warna tanah dan pasirnya yang kemerahan dari pulau setinggi 200 meter itu. Sebagian lagi menyebutkan, konon dari Pulau Merah yang ada di hadapan pantainya (sekira 100 meter) itu dahulunya pernah terpancar cahaya merah sehingga warga sekitar menamainya Pulau Merah.
Daya tarik lain dari pantai ini adalah lokasinya yang berdekatan dengan desa nelayan Pancer. Anda dapat pula memanfaatkan rumah warga untuk menginap, merasakan keramahan dan kesahajaan nelayan akan menjadi pengalaman berbeda dari biasanya.
TRANSPORTASI
Pantai Pulau Merah yang termasuk bagian dari rangkaian pantai di selatan Jawa Timur bisa ditempuh dalam waktu tiga jam menggunakan kendaraan roda empat atau sepeda motor dari Kota Banyuwangi atau sekira 60 km. Lokasinya berada dekat dengan pemukiman penduduk di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Akses jalan ke tempat ini terbilang mulus sehingga menjadikannya tujuan wisata warga Banyuwangi. Manfaatkan jasa kendaraan sewaan dari Bandara Belimbingsari untuk memudahkan perjalanan Anda karena memang tidak banyak kendaraan umum ke arah pantai ini.
Apabila Anda memanfaatkan angkutan umum dari Banyuwangi bisa menggunakan ada bisminto atau Ujang Jaya jurusan Pesanggaran. Berikutnya turun di Pasar Pesanggaran dan lanjutkan dengan ojek ke Pulau Merah. Dari arah Jember, Anda dapat turun di Terminal Jajag kemudian ganti naik bus ke Pesanggaran.
KULINER
DI sekitar arah masuk pantai ini ada banyak penjual makanan yang dijajakan warga sekitar. Itu karena memang Pantai Pulau merah berada dekat dengan pemukiman warga namun demikian kebersihan di sekitarnya cukup terjaga dengan baik.
Tentu saja piihan kuliner akan lebih banyak Anda temukan di Banyuwangi. Rujak Soto adalah kuliner khas Banyuwangi yang paling terkenal. Alternatif sajian khas daerah ini yang bisa Anda cicipi adlaah pecel rawon, pecel kare, dan rujak soto.
AKOMODASI
Bagi Anda yang ingin menghabiskan waktu lebih lama di Pantai Pulau Merah maka dapat memanfaatkan jasa penginapan warga di sekitar sini. Tarif sewa per malamnya rata-rata Rp150.000,-. untuk informasi hubungi 081296606534.
TIPS
Dalam setahun, Mei hingga Desember adalah waktu terbaik untuk menikmati keindahan Pantai Pulau Merah. Saat itu pun cuaca terbilang ideal untuk berselancar. Meski Anda tidak bisa berselancar maka menyaksikan para surfer beraksi sudah cukup menghibur. Antara Januari hingga April kondisi ombak belum ideal kegiatan surfing namun keindahan pantai ini sudah lebih dari cukup untuk memuaskan rasa haus akan pantai indah.
Anda dapat menyewa papan selancar bila sudah meneguhkan diri ingin mencoba atraksi menunggang ombak. Akan tetapi bila belum cukup berani dapat menikmati senja yang memawan dengan langit merah turun melalui sederetan bukit di sebelah barat pantai.
KEGIATAN
Di Pantai Pulau Merah jelas yang utama adalah bermain selancar namun bagi orang lokal atau wisatawan domestik, pantai ini kerap menjadi tujuan rekreasi keluarga. Di beberapa tempat sudut bukitnya sering pula terlihat peminat olahraga paralayang beraksi.
Apabila Anda berminat bermain selancar maka dapat menyewa papanya seharian penuh dengan ongkos Rp25.000,- hingga Rp50.000,-.
Bermain air dan pasir bersama kawan atau keluarga akan cukup menggembirakan Anda. Anda dpaat pula bermain bola, voli, atau cukup berjalan-jalan menyusuri pantai.
Bersantai sembari membaca buku di pantai ini pun cukup menyenangkan. Anda dapat menyewa kursi empuk untuk merebahkan tubuh lalu membiarkan mata terlelap disapu angin sepoi yang sejuk dan suara musik koleksi favorit di handphone.
RADJAWARTA.CO : Konsulat Jendral Jepang untuk Indonesia di Surabaya Yoshiharu Kato mengisinya dengan berlibur di Banyuwangi. Pria yang baru menjabat sebagai Konjen di Surabaya selama tiga bulan ini terkesan dengan suasana alami dan keramahan masyarakat selama dua hari berada di Kota Gandrung.
Kato mengatakan, selama di Banyuwangi dia sempat mengunjungi beberapa tempat mulai pelabuhan Ketapang sampai berkeliling kota Banyuwangi. Di sini, dia menginap di salah satu resort yang terletak di Wongsorejo, tidak jauh dari pusat kota. Dia pun sangat senang dengan suasana yang ada karena masih alami yang berlatar pegunungan dan panorama pantai.
“Anginnya sangat segar dan pelayanannya baik. Orang-orang disini juga sangat ramah,” kata Kato usai bertemu dengan Bupati Abdullah Azwar Anas di Lounge Pemda, Selasa (4/8).
Sebelumnya, kata Kato, dia sudah pernah ke Banyuwangi 22 tahun lalu saat menemani pangeran Jepang yang berkunjung ke Bali. Tapi saat itu dia belum sempat melihat kota ini lebih dekat. Ini yang memicu Kato untuk berkunjung e Banyuwangi.
"Saya ke Banyuwangi sekalian untuk melihat-lihat kembali tempat yang dulu pernah saya lewati bersama Kaisar saat itu. Saya naek ferry, lalu saya coba ingat-ingat tempat yang dulu pernah saya kunjungi saat itu," kenang Kato.
Kato pun mengatakan, keinginan berkunjung ke Banyuwangi juga atas saran mantan Konjen AS di Surabaya, Joaquin Monserrate. “Pak Joacquin sering menyarankan saya untuk datang ke Banyuwangi. Saya pun tambah penasaran. Maka akhirnya saya pun datang kesini,” ujarnya dengan bahasa Indonesia yang fasih.
Dituturkan Kato, di Jepang dia adalah seorang dosen yang mengajar tentang sejarah bangsa Indonesia. Dia juga pernah mengajar tentang sejarah asal usul Banyuwangi kepada mahasiswanya. Jadi dia juga sangat tertarik dengan peninggalan sejarah dan budaya di Bumi Blambangan.
“Kalau ada tamu dari Jepang yang datang ke Surabaya saya pasti akan rekomendasikan untuk mengunjungi Banyuwangi,” pungkasnya. Dia juga menyatakan akan menjembatani peluang kerjasama yang lebih luas lagi antara Jepang dan Banyuwangi di masa mendatang.
BANYUWANGI – Cessna Aircraft Company yang bermarkas di Wichita, Kansas, AS, akan mendirikan bengkel dan pusat perawatan pesawat Cessna di Banyuwangi. Cessna memilih Loka Pendidikan dan Pengembangan Penerbang Banyuwangi (LP3B) sebagai mitra untuk membangun pusat pelatihan pesawat Cessna pertama di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Di sekolah negeri pilot terbesar kedua setelah Curug itu, perusahaan penerbangan Cessna akan mendirikan bengkel dan pusat perawatan Cessna se-Asia. Rencana Cessna tersebut diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Perhubungan RI Wahyu Satrio Utomo saat acara wisuda angkatan II LP3B di Banyuwangi pada Senin (3/8).
Utomo menyatakan, LP3B dipilih menjadi Cessna Pilot Centre karena dianggap telah memiliki infrastruktur yang layak dan sesuai standar perusahaan Cessna. Selain itu, manajemen pengelolaan LP3B dianggap sudah profesional. ’’Kita patut bangga karena LP3B akan menjadi Cessna Pilot Centre yang pertama di Asia Tenggara. Akan ada transfer knowledgekepada kita. Itu yang penting,’’ katanya.
Terpilih menjadi Cessna Centre, ujar dia, LP3B termotivasi mengembangkan pendidikan yang ada. Antara lain, menjadi pusat latihan instruktur penerbang dan flight operational officer. ’’Program baru ini akan kami buka mulai 2015 ini,’’ ucapnya.
Kepala LP3B Afen Sena mengungkapkan, untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas LP3B, pihaknya akan menambah fasilitas sekolah dengan memperbanyak jumlah armada pesawat latih. ’’Tahun ini kita tambah tiga pesawat dan tahun depan dianggarkan 16 lagi. Dengan demikian, LP3B akan memiliki 25 pesawat,’’ tuturnya.
Selain itu, penambahan fasilitas tersebut dilakukan dengan memperluas lahan dari 5 hektare menjadi 10 hektare. Tujuannya, menambah hanggar pesawat dan memperluas asrama. ’’Kita memang harus menambah kapasitas sekolah ini karena sudah banyak daerah lain yang ingin mengirim putra daerahnya untuk menjadi pilot. Kapasitas LP3B saat ini hanya 120 siswa,’’ jelasnya.
Bupati Abdullah Azwar Anas pun bergerak cepat dalam menyambut rencana Cessna dan LP3B itu dengan menyiapkan jurusan di sekolah menengah kejuruan untuk mendukung pengembangan Cessna Centre di Banyuwangi. ’’Dampak pengembangan LP3B ini akan membutuhkan tenaga yang memiliki skill maintenance pesawat. Untuk mendukung hal tersebut, kita berpeluang membuka jurusan baru yang berkaitan dengan pengembangan LP3B di tingkat SMK,’’ terangnya. (c1/afi/c20/ano)
JOMBANG - Bupati Wonosobo Abdul Kholiq Arief dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berbagi ilmu dan pengalaman dengan ratusan santri serta kaum muda NU dari berbagai daerah dalam rangkaian acara Musyawarah Kaum Muda NU di Universitas KH Wahab Hasbullah, Jombang, Minggu malam (2/8/2017). Acara tersebut digelar di sela-sela pelaksanaan Muktamar ke-33 NU.
Kedua bupati tersebut masing-masing merupakan Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Tengah dan Ketua ISNU Jatim. Keduanya membagi cerita dan pengalaman soal kepemimpinan lokal.
Kholiq mengatakan, memimpin sebuah daerah diperlukan penguasaan terhadap masalah di daerah tersebut. Setiap problem daerah juga membutuhkan pendekatan solusi yang unik, berbeda satu sama lain, dan tidak bisa digeneralisasi.
"Itulah mengapa saya di Wonosobo lebih banyak mengedepankan pendekatan berbasis kearifan lokal. Dan itu terbukti efektif dalam upaya kami mewujudkan Wonosobo menjadi daerah yang ramah pada nilai-nilai hak asasi manusia," ujar Kholiq yang merupakan bupati dua periode di Wonosobo.
Di Wonosobo, jelas Kholiq, banyak diterapkan berbagai kebijakan yang ramah HAM. Di antaranya peningkatan fasilitas publik yang ramah pada masyarakat penyandang disabilitas. Adapun pendekatan berbasis kearifan lokal, Kholiq mencontohkan, ada pada bagaimana setiap desa menyusun model anggaran sesuai karakteristiknya masing-masing, namun tetap memenuhi asas akuntabilitas sesuai sistem keuangan daerah dan negara.
"Jadi desa-desa di daerah kami bebas menyusun model penganggaran, karena setiap desa punya kearifan lokal sendiri dan karakter yang khas. Namun nantinya pada saat audit tetap sesuai dengan akuntabilitas yang berlaku pada sistem keuangan daerah," jelasnya.
Sementara itu, Abdullah Azwar Anas mengatakan, kepemimpinan lokal menuntut seorang pemimpin untuk memahami potensi daerah yang bisa digunakan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan daerah bersangkutan. Dia mencontohkan di Banyuwangi yang letaknya di ujung timur Pulau Jawa dengan dikelilingi hutan, gunung, dan laut. Dulu, kondisi geografis itu dianggap sebagai hambatan, namun kini dijadikan peluang. Oleh karena itu, Banyuwangi mengusung konsep pemasaran pariwisata berbasis ekowisata.
"Mengapa pariwisata? Karena itu menjadi salah satu keunggulan daerah kami. Lagipula, pariwisata ini menjadi pemacu bagi tumbuhnya sektor lain, termasuk sektor pertanian dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," jelas Anas.
Anas menambahkan, kepemimpinan lokal juga harus mampu menyejahterakan masyarakat lokal. "Otonomi daerah memberikan cek sangat luas bagi daerah untuk berkreasi mendorong pertumbuhan. Kepemimpinan lokal harus ditempatkan sebagai instrumen untuk membuka ruang pertumbuhan baru. Saya juga banyak belajar kepada Bupati Wonosobo Pak Kholiq soal pembangunan daerah," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Anas sempat mengutip buku Benjamin Barber yang berjudul "If Mayors Rules the World: Dysfunctional Nations, Rising Cities" yang memaparkan bagaimana daerah menjadi semakin vital dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Narasi-narasi besar soal negara bangsa dinilai semakin meredup digantikan dengan bangunan-bangunan lokal. Dalam perkembangannya, kabupaten/kota berhadapan langsung dengan problem-problem yang juga dihadapi negara, mulai dari masalah pendidikan, infrastruktur, hingga kemiskinan. Dalam konteks inilah, kepemimpinan lokal yang efektif menemukan relevansinya," papar Anas.
Kholiq dan Anas juga sama-sama menekankan pentingnya para santri untuk aktif di berbagai organisasi NU. "Berorganisasi mengasah jiwa kepemimpinan kita, ini penting untuk perjalanan menghadapi masa depan," kata Kholiq.
"Di organisasi kita mendapat pengalaman soal manajemen konflik, bagaimana menghadapi dinamika dan perbedaan pendapat. Itu pengalaman yang tak ternilai harganya," pungkas Anas.