Pemkab Banyuwangi Serahkan Alat Pertanian Rp 8,63 Miliar
By SEMANGAT BANYUWANGI - Oktober 01, 2015
Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten (pemkab) Banyuwangi menyerahkan alat pertanian yang nilai keseluruhan mencapai Rp8,63 miliar kepada para petani dengan harapan hasil pertanian daerah itu terus meningkat.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya berupaya mempertahankan dan mengembangkan posisinya sebagai salah satu lumbung pangan. Untuk para petani diberi bantuan alat-alat berupa dua unit mesin penanam padi, 28 pemanen kombinasi, 32 perontok padi, 57 pompa air, 143 traktor roda dua.
"Bantuan alat seperti ini diberikan tiap tahun dengan skala dan sasaran yang berbeda. Pemberian bantuan alat mesin pertanian merupakan sinergi dengan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur," ujar Anas yang juga panen bersama ratusan petani di Desa Lidah, Kecamatan Gambiran, itu.
Dalam empat tahun terakhir, katanya, Pemkab Banyuwangi telah membangun dan merehabilitasi total 1.087 titik irigasi. Selain itu juga memberikan bantuan benih serta pendampingan kepada para petani.
"Kami baru merekrut 29 tenaga penyuluh pertanian untuk melengkapi penyuluh yang sudah ada. Kita semua ingin sektor pertanian bisa tetap survive dan unggul. Di Banyuwangi juga mengatur pengendalian lahan pertanian yang tercantum di Perda Tata Ruang agar bisa menekan laju konversi lahan," kata dia.
Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi Ikrori Hudanto mengatakan total luas panen padi di Banyuwangi dari 2010-2014 rata-rata 119.005 hektare (ha) per tahun.
Produksi padi dari tahun 2010-2014 rata-rata 784.147 ton per tahun. Sepanjang Januari hingga September 2015, luas panen mencapai 106.154 ha.
"Produktivitas padi sawah di Banyuwangi rata-rata 6,5 ton per hektare, melebihi produktivitas padi Jawa Timur 5,98 ton per hektare maupun nasional 5,13 ton per hektare," ujar Ikrori.
Sementara itu, panen raya di Kecamatan Gambiran berlangsung meriah. Panen raya tersebut merupakan hasil dari program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) dengan sistem jajar legowo.
Sistem jajar legowo adalah pola tanam yang menggunakan dua kosong atau empat kosong. Artinya, ada ruang kosong setiap dua atau empat baris padi, sehingga perawatannya lebih mudah, sirkulasi udaranya bebas, dan pendeteksian penyakit bisa dilakukan lebih dini. Selain itu, jumlah batang padi yang ditanam juga lebih banyak.
Panen raya di Kecamatan Gambiran ini, kata Ikrori, dilaksanakan oleh delapan kelompok tani dengan total lahan 111 hektare.
Sebelumnya, pemerintah juga telah memberikan sejumlah sarana produksi GP PTT, di antaranya benih padi, pupuk urea, NPK, pupuk organik, pestisida, dan biaya tanam untuk tiap kelompok tani dengan luas lahan satu hektare.
0 komentar