Katanya, selain parfum dan lagu, makanan juga dapat membuat memori masa lalu kita terpanggil kembali. Dan bagaimana dengan salah satu kuliner yang satu ini? Es Potong atau Es Goreng yang sudah ada sejak dulu dan mungkin jadi salah satu jajanan favorit kalian saat masa kecil dulu.
Penamaan Es Potong karena es ini mulanya berukuran panjang semacam es lilin dan akan dipotong sesuai dengan keinginan pembelinya. Lalu dicelupkan kedalam adonan khas berwarna coklat tua yang kemudian membuat es ini tampak seperti digoreng. Rasanya pun khas dan enak.
Di Banyuwangi Creative Market atau Car Free Day Banyuwangi, beberapa jajanan tempo dulu dan jajanan tradisional juga tersedia. Kalian bisa keliling lebih lama untuk melihat satu persatu kuliner yang paling cocok dengan mood anda saat ke Blambangan di Minggu pagi.
Kunjungi Youtube Kita : www.youtube.com/SemangatBanyuwangi
BANYUWANGI – Presiden Joko Widodo kembali melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Banyuwangi. Pada kunjungannya kali ini, Presiden menyerahkan sertipikat Tanah Elektronik Hasil Redistribusi Tanah untuk Rakyat dalam program Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA), di Gedung Olahraga (GOR) Tawang Alun, Selasa (30/4/2024).
Total sertipikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK). Presiden berkesempatan menyerahkan secara simbolis sertipikat tersebut kepada 5.000 orang penerima yang berasal dari 17 desa.
"Banyuwangi redistribusi tanah yang paling besar di Indonesia," kata Jokowi.
Hadir mendampingi Presiden, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Presiden menjelaskan sertifikat yang diterima para penerima manfaat program TORA ini merupakan sertipikat terbaru, yakni sertipikat elektronik.
"Sertipikat yang terbaru seperti ini namanya sertipikat elektronik, kalau yang tebal itu sertipikat lama. Yang baru seperti ini. Ditulis bidang tanahnya, pemegang hak siapa, alamatnya di mana, ada semua di sini. Jadi ini sertipikat model baru, jangan dibandingkan dengan yang lama tebal," jelas Jokowi.
Presiden mengatakan sertifikat ini penting bagi masyarakat untuk menghindari sengketa atas tanah. Selain itu, sertifikat tersebut juga bisa memberi kemanfaatan ekonomi.
"Sertifikat ini bisa dijadikan agunan. Tapi pesan saya, kalau diagunkan gunakan untuk kebutuhan usaha. Jangan dipakai untuk konsumtif seperti beli motor baru, kulkas Baru. Nanti setelah usahanya mendapat untung, boleh untuk membeli barang-barang," kata Jokowi.
Sertipikat yang diserahkan Presiden merupakan hasil program Redistribusi Tanah dari Pelepasan Kawasan Hutan (SK Biru), yang mana telah diamanatkan Presiden RI pada akhir 2023 untuk ditindaklanjuti dengan diterbitkan Sertipikat Hak Atas Tanahnya.
Para penerima sertipikat kali ini adalah orang-orang pertama di Indonesia yang menerima sertipikat hasil Redistribusi Tanah dalam bentuk Sertipikat Tanah Elektronik. Presiden Joko Widodo dengan didampingi Menteri AHY menyerahkan sertipikat tersebut secara langsung kepada 10 perwakilan masyarakat dari 10 desa.
Sementara Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan Menteri Agus Harimurti Yudhoyono atas terbitnya sertifikat tanah bagi warga Banyuwangi tersebut. Dengan memiliki sertifikat tanah, kini warga telah memailiki jaminan legalitas dan keamanan terhadap tanah yang dimanfaatkannya.
“Kini warga bisa tenang karena tanahnya kini sudah sah memiliki ketetapan hukum sebagai hak milik,” ujar Bupati Ipuk.
Sebelumnya masyarakat penerima sertifikat tanah merupakan mereka yang menempati menempati kawasan hutan turun temurun. Kemudian negara memberikan fasilitas kemudahan untuk hak milik perorangan melalui program redistribusi tanah.
“Kami mendorong warga agar memanfaatkan tanah untuk kegiatan yang produktif agar bisa menambah kesejahteraan bagi keluarga,” kata Ipuk.
Salah satu penerima sertipikat Santoso, warga Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, mengaku bersyukur telah memiliki sertifikat tanah digital untuk lahan huniannya.
Selama berpuluh tahun, Santoso dan keluarganys tinggal di hunian berukuran 14 meter x 25 meter yang berdiri di atas lahan yang status kepemilikannya tidak pasti.
Saat mengetahui adanya program pengurusan sertifikat, Santoso antusias. Butuh waktu sekitar 8 bulan ia mengurus segala sesuatunya hingga terbitnya sertifikat. "Seluruhnya gratis, Alhamdulillah," kata Santoso. (*)
Banyuwangi - Ratusan pedagang Pasar Genteng berbuka bersama dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (26/3/2024). Tak seperti biasanya yang diselenggarakan di masjid atau balai pertemuan, Bupati Ipuk memlih berbuka di tengah Pasar Genteng.
Hal tersebut, menurut Ipuk, sebagai bentuk apresiasi kepada para pedagang pasar yang telah menjadi ujung tombak perjuangan menjaga stabilitas ekonomi daerah. “Pasar adalah denyut nadi perekonomian kita. Mereka adalah pejuang sesungguhnya yang menjaga stabilitas ekonomi daerah,” pujinya.
Di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi beberapa tahun lalu, Banyuwangi mampu reborn. Mencatatkan pertumbuhan ekonomi dari minus 3,58 persen pada 2020, melonjak menjadi 5,03 persen pada 2023. “Ini semua berkat perjuangan dan kegigihan bapak/ ibu semua,” ungkap Ipuk.
Dalam kesempatan tersebut, Ipuk juga meminta kepada para pedagang untuk senantiasa menjaga kebersihan di pasar. Sekaligus juga terus mengembangkan kemampuan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Supaya pasar tidak ditinggalkan pelanggannya, mau tidak mau, kita perlu terus beradaptasi. Kami dari pemerintah daerah, siap untuk mendampingi,” ujar Ipuk.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ipuk saat buka bersama masyarakat Kecamatan Srono di Desa Rejoagung, Senin (25/3/2024). Lokasinya juga di pasar desa. Ia meminta para pedagang dapat meningkatkan kemampuannya. “Kami menyiapkan beragam program pelatihan yang bisa diikuti untuk menambah pengetahuan dan kemampuan para pedagang,” ujarnya.
Pada rangkaian Safari Ramadan tersebut, Ipuk juga menggelar salat tarawih berjamaah dengan masyarakat Kecamatan Sempu di Masjid Baitul Izzah, Desa Karangsari. Acara tersebut, dihadiri oleh tokoh masyarakat, perwakilan ormas-ormas keislaman dan warga sekitar.
Selain menyapa warga, dalam rangkaian safari tersebut juga dibuka pelayanan publik. Seperti halnya cek kesehatan gratis meliputi tensi darah, kolestrol, gula darah hingga asam urat. Ada pula layanan administrasi kependudukan mulai dari KTP Digital, e-KTP, Kartu Keluarga dan lain sebagainya. (*)
Sebagai titik pusat kota Banyuwangi, Taman Sritanjung menjadi tempat yang ikonik sekaligus memorable tak hanya untuk masyarakat Banyuwangi namun juga warga pendatang dan wisatawan. Menjadi salah satu taman yang berfungsi sebagai alun-alun kota Banyuwangi, berbagai hal menarik ada disini.
Saat bulan suci Ramadan, Taman Sritanjung juga menjadi salah satu titik kumpul yang sering digunakan untuk ngabuburit oleh masyarakat. Bermain dan menikmati taman yang telah tertata sedemikian rupa, beberapa PKL di Taman Sritanjung menjadi pelengkap moment berbuka puasa anda.
Parkiran yang luas disisi selatan Taman Sritanjung dapat anda gunakan untuk memarkir kendaraan anda untuk selanjutnya mengunjungi spot menarik disekitar, seperti Masjid Agung Baiturrahman, Pendopo Sabha Swagata Blambangan hingga Pasar Banyuwangi untuk berbelanja dan ngabuburit.
Jika beruntung, disekitar lampu merah depan Masjid juga sering ada masyarakat yang membagikan takjil. Kegiatan di Masjid Agung Baiturrahman juga menarik saat menjelang berbuka. Ada agenda rutin seperti kajian Ramadan menjelang berbuka atau ngerandu buka serta berbuka bersama.
Kunjungi Youtube Kita : https://youtube.com/c/SemangatBanyuwangi
Yang ditunggu-tunggu, inilah jadwal Banyuwangi Festival 2024 🎊🎉
Tahun ini Pemda Banyuwangi meluncurkan sebanyak 79 event spektakuler yang menanti kalian loh!! Sambil menunggu waktu berbuka, yuk simak dan tandai tanggal-tanggal penting agenda Banyuwangi Festival supaya kalian dapat mempersiapkan rencana perjalanan ke Banyuwangi.
Kami tunggu kehadiran kalian di event-event Banyuwangi Festival 2024! Siapkan dirimu untuk menyaksikan semarak festival kelas dunia hanya di Banyuwangi aja!
Banyuwangi – Bupati Kaimana Provinsi Papua Barat, Freddy Thie, melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi. Freddy hadir bersama jajaran untuk studi tiru penerapan mal pelayanan publik (MPP) digital di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu.
“Kami ingin studi tiru penerapan MPP Digital di Banyuwangi. Bagaimana proses-proses transformasi digitalnya dijalankan oleh Banyuwangi, kami ingin tahu lebih lanjut,” kata Freedy saat bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Lounge Pelayanan Publik, Senin (18/3/2024).
Diketahui, Banyuwangi menerapkan MPP sejak 2017. Ini merupakan MPP pertama di Indonesia yang dikelola oleh pemerintah kabupaten yang kini telah mengintegrasikan 300 jenis layanan dalam satu tempat.
Untuk meningkatkan kualitas layanan, Banyuwangi pun telah mengembangkan MPP Digital pada akhir 2022. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan kependudukan dan perizinan kesehatan cukup dari HP. MPP Digital kini telah diadopsi pemerintah pusat dan dikembangkan lebih lanjut.
“Semoga kunjungan ke Banyuwangi ini bisa menjadi spirit kami untuk terus berbenah, meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kaimana,” ujarnya.
Selain MPP Digital, Freddy juga mengaku tertarik untuk belajar banyak hal lainnya dari Banyuwangi. Di antaranya terkait pengelolaan pariwisata, pertanian, dan perikanan.
“Dalam tiga hal tersebut, daerah kami punya kemiripan kondisi geografisnya dengan Banyuwangi. Makanya kami tertarik untuk belajar bagaimana mengelola potensi tersebut sehingga bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) kami,” kata Freddy.
Sementara itu, Bupati Ipuk mengaku sangat senang dengan kunjungan Bupati Kaimana tersebut. "Setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kunjungan Pemkab Kaimana kali ini menjadi kesempatan kita untuk saling sharing pengembangan daerah," terang Ipuk.
Ipuk menerangkan bahwa pelaksanaan MPP Digital di Banyuwangi diintegrasikan dengan aplikasi Smart Kampung. Warga bisa mengakses layanan MPP Digital dari Smart Kampung.
"Kita punya Smart Kampung yang terintegrasi dengan seluruh desa di Banyuwangi. Saat ini sudah ada 42 pelayanan lewat MPP Digital untuk memudahkan masyarakat mengakses pelayanan publik, dan akan terus kita tambah lagi," beber Ipuk.
Selain MPP, lanjut Ipuk, Banyuwangi juga miliki Pasar Pelayanan Publik di dua kecamatan untuk memfasilitasi warga yang domisilinya jauh dari pusat kota. "Lokasinya ada di Kecamatan Rogojampi dan Kecamatan Genteng. Pasar Pelayanan Publik ini dibuat agar warga tidak perlu mengurus pelayanan jauh ke pusat kota," tambahnya. (*)
Gunung Srawet sejak dulu memang menyimpan mesterinya tersendiri. Barangkali anda pun pernah mendengar cerita tentang gunung ini beberapa tahun lalu. Hal itulah yang akhirnya juga memantik rasa penasaran kami tentang gunung ini dan coba menyusuri beberapa spot yang ada disekitar.
Ternyata terdapat pura megah di sekitar Gunung Srawet bernama Pura Khayangan Jagat Sunya Loka. Dibangun sekitar tahun 2000an, pura ini menurut informasi merupakan tanah hibah pemerintah desa untuk pusat ibadah umat hindu yang luasnya mencapai sekitar satu hektar.
Berada di Desa Kebondalem Bangorejo, menurut informasi di Channel yt Sunya Loka Official, yang melinggih di pura Khayangan Jagat Sunya Loka adalah Sanghyang Ismoyo atau juga dikenal sebagai Semar. Pada cerita lain pura ini juga merupakan jejak perjalanan suci Mpu Bharada.
Konon, perjalanan suci Mpu Bharada dari Bali ke Majapahit membawa serta Prabu Airlangga dan singgah ke beberapa tempat suci, diantaranya Pura di Gunung Tumpang Pitu dan sekitar Gunung Srawet. Hal inilah yang kemudian melatar belakangi dibangunnya Pura Khayangan Jagat Sunya Loka.
Saat kami menelusuri alam Gunung Srawet yang masih tampak asri ini juga didampingi oleh Mas Bayu, warga lokal yang tanpa disengaja bertemu kami dan turut mengantarkan ke pura Sunya Loka. Namun, belum sempat kami mengucapkan terimakasih ternyata beliau sudah beranjak saat kami tunggu di komplek pemakaman warga yang berada dibawah pura tersebut.
Di Pura Khayangan Jagat Sunya Loka Gunung Srawet Bangorejo juga rutin diadakan upacara keagamaan, khususnya pada Hari Suci Saraswati dan Kuningan serta upacara keagamaan umat hindu lainnya. Dikarenakan tidak bertemu pemangku, mohon maaf kami hanya foto dari bagian luar pura.
Kunjungi Youtube Kita : https://youtube.com/c/SemangatBanyuwangi
Banyuwangi kembali menggelar pemilihan duta daerah atau yang biasa dikenal dengan Jebeng Thulik. Setelah melalui proses yang panjang, para putra dan putri terbaik Kabupaten Banyuwangi, akan menunjukkan penampilan terbaiknya di malam Pemilihan Duta Daerah.
Acara akan berlangsung pada 2 Desember 2023 di Gesibu Blambangan mulai pukul 19.00 WIB. Mari hadir dan jadilah saksi penobatan Jebeng Thulik tahun ini!
BANYUWANGI – Dua kapal perang TNI Angkatan Laut KRI Dewaruci dan KRI Makassar bersandar bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi, Senin (20/11/2023). Dua KRI tersebut membawa 190 Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) yang akan melakukan latihan praktik pelayaran Jalasesya Tahun 2023.
Kedatangan kapal legenda Indonesia tersebut disambut meriah warga Banyuwangi. Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah beserta jajaran Forkopimda tampak menyambut kedatangan mereka. Tarian Gandrung beserta ratusan siswa juga turut menyambut mereka. Para taruna membalasnya dengan unjuk aksi atraksi memberikan salam dari berbagai sisi kapal.
Selama tiga hari sandar di Banyuwangi (Senin – Rabu 20-22/11/2023), KRI Dewaruci dan Makassar dibuka untuk umum atau boleh dikunjungi oleh masyarakat. KRI Dewaruci yang telah menjalani perjalanan keliling dunia ini merupakan cagar budaya nasional yang sudah ditetapkan Kemndikbud. Banyak nilai sejarah di kapal ini, selain juga sebagai etalase kebudayaan Indonesia.
KRI Makassar sendiri merupakan kapal LPD (Landing Platform Dock), yang mempunyai fungsi utama dalam operasi amfibi untuk mengangkut pasukan beserta seluruh perlengkapan dan kendaraannya seperti tank dan helikopter.
Usai sandar, para taruna yang dipimpin Perwira pelaksana latihan (Palaklat) Mayor Laut (P) Rendra Hariwibowo mengunjungi kantor pemkab dan diterima langsung Bupati Ipuk Fiestiandani.
Mayor Laut (P) Rendra menjelaskan taruna yang datang merupakan tingkat dua angkatan 71. Taruna dan Taruni AAL berasal dari berbagai korps, seperti Korps Pelaut, Korps Marinir, Korps Teknik, Korps Elektronika, Korps Suplai, dan Korps Kesatuan.
Banyuwangi, kata dia, dipilih sebagai tempat latihan Jalasesya karena posisinya yang strategis untuk latihan para kadet. Memiliki wilayah perairan yang luas hingga memiliki potensi besar dalam bidang maritim, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan.
"Ini merupakan program pendidikan praktek taruna. Salah satu alasan kami memilih Banyuwangi, untuk memberi pengalaman baru kepada para taruna agar lebih mengenal daerah-daerah maritim sekaligus memiliki potensi pariwisata yang indah,” terang Mayor Rendra.
Selain latihan di laut Banyuwangi, para taruna akan melakukan sejumlah agenda. Di antaranya mengunjungi sejumlah sekolah untuk sosialisasi AAL kepada para pelajar di Banyuwangi. Mereka juga akan melaksanakan karya bakti di Kampung Jopuro di Kecamatan Glagah. “Kami akan melakukan bakti sosial dan melakukan kerja bakti bersama masyarakat setempat,” sambung Mayor Rendra.
Komandan Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Indra Nusha Raspati, menambahkan latihan dan praktek Jalasesya merupakan bagian dari kurikulum pendidikan di AAL. Latihan ini bertujuan untuk mengenalkan dan menanamkan jiwa bahari dan kejuangan kepada Taruna dan Taruni AAL.
"Latihan dan praktek Jalasesya adalah salah satu tahapan penting dalam proses pembentukan karakter dan kompetensi taruna sebagai calon perwira. Mereka tidak hanya belajar tentang navigasi, operasi, dan taktik laut, tetapi juga tentang budaya, geografi, dan sosial masyarakat di berbagai daerah yang dikunjungi. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan bermanfaat bagi mereka," jelas Indra.
Sementara itu, Bupati Ipuk berharap latihan ini dapat memberi pengalaman dan pengetahuan baru bagi para calon perwira TNI AL itu. “Kami sangat senang Banyuwangi dijadikan lokasi pelatihan Jalasesya. Kami berharap para taruna bisa belajar banyak hal di wilayah perairan sini serta menikmati keindahan dan keramahan Banyuwangi," ujar Ipuk. (*)
BANYUWANGI – Ratusan pembalap dari berbagai daerah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Timur beradu kecepatan dan ketangkasan di Banyuwangi Drag Bike 2023, yang digelar di Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, selama dua hari Sabtu-Minggu (18-19/11/2023).
Sirkuit yang digunakan para pembalap tersebut adalah Jalan Wiroguno, jalur alternatif yang menghubungkan Kecamatan Genteng dengan Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari. Panjang jalannya mencapai 6,5 kilometer dengan lebar 8 meter. Sehingga sangat tepat digunakan sebagai sirkuit.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, drag bike ini merupakan salah satu sport tourism yang didukung pemkab untuk mewadahi anak muda yang hobi balap motor.
"Ajang ini semakin melengkapi sport tourism di Banyuwangi. Sebelumnya juga digelar Balap Roadrace, Ijen Downhill, BMX, dan lainnya," kata Ipuk saat menyaksikan kejuaraan dragbike.
Ditambahkan dia, jalan Wiroguno yang disulap menjadi sirkuit ini dibangun sebagai jalur alternatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah Banyuwangi bagian selatan. Pemandangan hamparan sawah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut. Maklum saja, jalan tersebut memiliki latar belakang Gunung Raung.
“Tidak hanya itu, kini jalan Wiroguno juga bisa dimanfaatkan untuk arena balap motor karena panjang dan lebarnya jalan tersebut. Para penonton bisa menikmati Gunung Raung dari kejauhan saat nonton di sini,” kata Ipuk.
Ratusan penonton antusias memadati sekitar sirkuit. Kejuaraan berlangsung dua hari, dengan puluhan nomor kelas dari 125 cc, 150 cc, 200 cc, dan 300 cc.
Ketua Penyelenggara, Sugiono Suges, mengatakan kejuaraan ini bertujuan mengembangkan dunia otomotif di Banyuwangi, khususnya drag bike yang merupakan salah satu olahraga favorit anak muda.
"Kami senang melihat antusiasme peserta dan penonton yang sangat tinggi. Kami juga ingin menjalin silaturahmi dan sharing ilmu dengan peserta dari daerah lain," ujarnya.
Menurut Sugiono, ajang ini diikuti oleh 116 peserta yang terdiri dari 400 starter. Starter merupakan jumlah motor yang digunakan oleh peserta. Dalam drag bike, satu peserta bisa mengendarai lebih dari satu motor yang berbeda.
"Ini menunjukkan bahwa drag bike semakin diminati oleh anak muda. Kami berharap ajang ini dapat menjadi wadah untuk menyalurkan bakat dan minat mereka di bidang olahraga otomotif," tambahnya.
Salah satu pembalap asal Banyuwangi yang turut berpartisipasi, Raka Komang, mengendarai motor RX King yang telah dimodifikasi dengan berbagai aksesoris dan performa.
"Saya senang bisa ikut drag bike ini. Saya bisa bertemu dengan teman-teman dari daerah lain dan belajar dari mereka. Saya juga ingin mengharumkan nama Banyuwangi di bidang ini," ungkapnya. (*)
BANYUWANGI – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jumat (17/11/2023). Selain meninjau pelaksanaan Smart Kampung, Menteri Budi juga meresmikan pemancar digital Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI.
Dengan diresmikannya pemancar digital di Alasmalang Banyuwangi ini, LPP TVRI menambah satu stasiun transmisi atau pemancar digital di Jawa Timur. Menteri Budi menyatakan secara nasional, LPP TVRI telah menjangkau 70,18 persen populasi penduduk Indonesia.
"Dengan diresmikannya pemancar digital ini, LPP TVRI semakin memperluas jangkauannya. Hingga saat ini, LPP TVRI memiliki 158 stasiun transmisi atau 37 persen dari total stasiun transmisi digital di seluruh indonesia. Dengan jumlah tersebut, LPP TVRI telah menjangkau 70,18 persen populasi nasional," jelas Budi saat meresmikan pemancar digital LPP TVRI Alasmalang, Banyuwangi, Jumat (17/11/2023). Turut mendampingi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.
Pembangunan Stasiun Transmisi Digital Alasmalang Banyuwangi merupakan salah satu bentuk nyata upaya TVRI untuk pemerataan akses siaran. Menteri Budi mengharapkan masyarakat Banyuwangi memiliki akses lebih baik, terhadap siaran informasi yang positif dan berkualitas.
"Sebelumnya, di wilayah Banyuwangi tidak terdapat pemancar digital TVRI, wilayah layanan terdekat ada di Bali dan di Gunung Gending. Stasiun Transmisi Alasmalang akan melayani siaran televisi digital Wilayah Layanan Jawa Timur 6, yang meliputi Banyuwangi dan sekitarnya," ungkapnya
Dalam kunjungan kerja tersebut, Budi juga membagikan sejumlah Set Top Box (STB) kepada masyarakat sekitar, agar bisa menikmati siaran digital yang memiliki kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik.
Dalam kesempatan itu, Menteri Budi juga memberi perhatian khusus pada area blank spot di Banyuwangi untuk mendukung transformasi digital di Banyuwangi. “Nanti Pak Wayan (Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementrian Kominfo – red) akan memfasilitasi. Dinas Kominfo silakan berkomunikasi lebih lanjut dengan Pak Dirjen,” kata Menteri Budi.
Sementara Bupati Ipuk menyambut baik program tersebut. Di Banyuwangi sendiri terdapat masyarakat yang tinggal di kawasan hutan dan perkebunan, sehingga belum mendapat akses jaringan telekomunikasi.
"Di Banyuwangi ada beberapa daerah blank spot seperti masyarakat yang tinggal di kawasan hutan dan perkebunan. Kami berterima kasih kepada Pak Menteri yang sekiranya akan memfasilitasi BTS, sehingga akses telekomunikasi bisa mencakup semua daerah di Banyuwangi. Ini penting karena erat kaitannya dengan penyebaran informasi," kata Ipuk.
Saat di Banyuwangi, Menteri Budi juga berkesempatan meninjau pelaksanaan Smart Kampung di Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari. Dia melihat pelayanan administrasi yang dilakukan oleh aparat desa setempat, juga mengecek Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM). (*)
Banyuwangi – Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai daerah yang multikultur sehingga memiliki beragam budaya dan tradisi. Mengangkat kekayaan budaya dan tradisi dari berbagai suku dan etnis tersebut, digelarlah sebuah Festival Kebangsaan di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan, 16-19 November 2023. Tahun ini, temanya besarnya mengangkat budaya dan tradisi Suku Mandar.
Banyuwangi dihuni oleh warganya yang berasal dari beragam suku. Sebut saja suku Using, Mandar, Jawa, Bali, Madura, hingga etnis Tionghoa dan Arab.
“Banyak suku dan etnis yang ada di Banyuwangi ini justru menjadi modal sosial bagi kami. Kerukunan yang selama ini terbentuk kami tampilkan dalam sebuah festival seni. Ini sebagai pesan bagaimana beragam suku dan etnis di Banyuwangi bisa hidup berdampingan, rukun, guyub untuk membangun daerah ini,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Jumat (17/11/2023).
Pada tahun ini, festival mengusung tema Selametan Bumi, yang mengangkat tradisi adat Suku Mandar (Sulawesi Barat). Dikutip dari berbagai sumber, para pelaut Mandar mulai berdatangan ke Banyuwangi, yang dulu disebut Blambangan, mulai abad 18 hingga 19. Tujuan utamanya untuk berdagang.
Awalnya mereka tinggal di Ulupampang, yang sekarang dikenal Muncar bersama para pedagang lain dari Bugis, Melayu, Tionghoa, dan Arab. Kebijakan kolonial Belanda yang mengharuskan pemukiman berdasarkan etnis, membuat mereka harus pindah. Mereka lalu mendiami pesisir Pantai Boom, yang kini dikenal sebagai Kampung Mandar.
Mereka dikenal memiliki tradisi Petik Laut. Sehingga mengawali festival ini, Petik Laut di Pantai Seranite, Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi. Ritual ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta memohon berkah rezeki dan keselamatan.
Festival dilanjutkan dengan pawai kebangsaan yang menampilkan parade busana daerah nusantara. Pawai ini mengambil start dari pantai Seranit Kampung Mandar menuju finis di Taman Blambangan. Selama pawai, mereka menampilkan atraksi seni dan budaya dari berbagai suku dan etnis.
“Sangat menghibur. Bukan sekadar pawai biasa, tapi ini menambah wawasan tentang budaya nusantara. Saya jadi tahu kalau di Banyuwangi ada banyak sekali suku dan etnis,” kata Sumiati, salah satu penonton.
Di area Gesibu, pengunjung juga bisa mencicipi kuliner sedap di stand-stand kuliner yang disediakan. Stand-stand ini menyuguhkan ragam kuliner khas berbagai daerah. Ada jajanan tradisional Banyuwangi, cakwe dan sate taichi khas Tionghoa, nasi kebuli khas timur tengah dan masih banyak lainnya.
Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, M. Lutfi, menjelaskan, Festival Kebangsaan digelar selama 4 hari di 2 lokasi, yakni areal Plengsengan Kampung Mandar dan Gedung Seni Budaya (Gesibu) di RTH Taman Blambangan.
“Festival Kebangsaan juga dimeriahkan dengan agenda yang sarat edukasi. Ada workshop tradisi budaya oleh seniman kondang Didik Nini Thowok,” jelas Lutfi. (*)
BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyalurkan insentif bagi 14.119 guru ngaji se-Kabupaten dengan nilai total Rp 9,8 miliar. Insentif ini diberikan pemkab kepada guru ngaji sejak 2011.
Penyerahan secara simbolis dilakukan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kepada sejumlah perwakilan guru ngaji, di Masjid Jami’ Baitussalam Desa Kedungwungu Kecamatan Tegaldlimo, saat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di desa tersebut, Kamis sore (16/11/2023).
Bupati Ipuk mengatakan insentif guru ngaji merupakan bentuk apresiasi dan terima kasih pemerintah daerah, atas kontribusi para guru ngaji pada dunia pendidikan.
“Para guru ngaji ini sangat berperan dalam mendidik akhlak dan moral anak-anak, sangat berperan besar dalam pembentukan karakter yang baik. Memang tidak seberapa, tapi ini adalah salah satu cara kami mengapresiasi peran para guru ngaji," kata Ipuk.
Ditambahkan Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Yusdi Irawan, penerima insentif guru ngaji terus mengalami mengalami peningkatan. Pada 2021 sebanyak 12.373 guru ngaji, pada 2022 menjadi 13.489, dan tahun 2013 ini 14.119.
"Guru ngaji yang mendapatkan insentif adalah guru ngaji yang mengasuh minimal 10 anak didik. Penerimaannya kami lakukan secara nontunai," kata Yusdi. (*)
Banyuwangi - Program Bunga Desa atau Bupati Ngantor di Desa yang dicanangkan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus dihelat. Pada pekan ini, Kamis (16/11/2023) bunga desa bertempat di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo.
Di desa yang tak jauh dari Taman Nasional Alaspurwo itu, Ipuk meninjau sejumlah potensi yang ada. Mulai dari sektor pertanian hingga peternakan. Salah satunya adalah peternakak bebek yang dikelola oleh Nur Kholis. Warga Dusun Sumberkepuh ini melibatkan banyak warga untuk terlibat dalam berternak.
"Salut dengan warga di sini. Mereka beternak bebek dan ada unsur pemberdayaannya. Banyak melibatkan warga setempat untuk pengelolaannya,” ungkap Ipuk.
Ipuk juga meninjau kelompok tani di Sumberkepuh yang mengembangkan inovasi “Lautan Merah” yang merupakan akronim “Lampu Meningkatkan Produksi Bawang Merah”. “Dari inovasi ini bisa meningkatkan produksi bawang merah sampai 3 ton perhektar,” terang Ipuk.
Tak lupa pula, Ipuk juga memastikan sejumlah program yang dilaksanakan di desa berjalan dengan baik. Seperti halnya infrastruktur jalan, bedah rumah hingga pendidikan kejar paket di PKBM Srikandi. “Kami ingin memastikan berbagai program yang kami jalankan benar-benar bisa dirasakan sampai ke tingkat desa,” tegasnya.
Sebagaimana agenda Bunga Desa sebelum-sebelumnya, berbagai layanan publik di level kabupaten di dekat ke masyarakat. Mulai dari pelayanan administrasi kependudukan, perizinan usaha, perpajakan, sampai administrasi pendidikan. Layanan cek kesehatan bagi warga dan klinik hewan peliharaan juga ikut mengisi rangkaian Bunga Desa.
Peningkatan kapasitas pendidik juga dilakukan di acara yang berlangsung setiap bulan itu. Di antaranya tentang komitmen Pemkab Banyuwangi dalam menekan terjadinya tiga dosa pendidikan. Mulai dari bulliying, intoleransi hingga kekerasan.
Tak lupa pula program-program peningkatan ekonomi juga digeber. Seperti halnya penyaluran bantuan Warung Naik Kelas dan menyambangi sejumlah usaha mikro yang dilakukan masyarakat. Sekaligus juga menyapa para tokoh masyarakat dalam salat Asar berjamaah.
“Kami atas nama warga Kedungwungu sangat senang dengan program Bunga Desa ini. Ada banyak kegiatan yang memberikan dampak positif bagi warga kami, termasuk juga bagi warga sekitar di Kecamatan Tegaldlimo ini,” ungkap Kepala Desa Kedungwungu, Surono. (*)
BANYUWANGI - Dusun Sumber Kepuh, Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo Banyuwangi dikenal sebagai Kampung Bebek. Di desa ini mayoritas warganya adalah peternak bebek.
Mereka beternak bebek mulai dari penetasan telur, pembesaran, budidaya, pemotongan, hingga pemasaran. Bahkan telur yang gagal menetas dijadikan pakan ternak lele.
"Budidaya bebek di sini dikerjakan mulai dari hulu ke hilir. Kami berdayakan warga desa. Kami menitipkan bebek untuk mereka pelihara, waktunya panen kita beli," jelas Nur Kholis, pelopor ternak bebek di Desa Kedunguwungu pada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, yang berkunjung ke peternakannya saat program Bupati Ngantor di Desa tersebut, Kamis (16/11/2023).
Tiap hari dari para peternak yang tergabung dalam kelompok ternak Makmur Mandiri itu, mampu memproduksi sekitar 2000 ekor bebek potong yang siap dipasarkan.
Kholis menjelaskan terdapat 40 kepala keluarga yang dititipi memelihara bebek. Satu keluarga diberi kuota untuk memelihara 1000 bebek di rumah masing-masing. Kholis sendiri memelihara 10.000 bebek di peternakannya. Dengan demikian populasi bebek ternak dari kelompok ini sekitar 50.000 ekor.
"Warga sudah kami berikan pelatihan cara merawat bebek. Untuk bibit dan pakan bebeknya dari kami. Mereka hanya bertugas memelihara hingga masa panen saja," kata Kholis.
Pria berusia 37 tahun itu menjelaskan masa panen bebek sekitar 25 hingga 38 hari. Tiap 1000 ekor bebek, memperoleh keuntungan bersih rata-rata 4 juta yang diterima warga tiap bulan.
Ketua kelompok ternak Makmur Mandiri, Imron Rosadi menambahkan, kelompok ini mulai dirintis sejak 2019 lalu. "Saat ini ada 40 keluarga di desa ini yang bergabung, dan kami targetkan berkembang hingga 100 keluarga. Bahkan saat ini sudah ada warga dari Kecamatan Muncar yang bergabung," kata Imron.
Imron menjelaskan di kelompok ternaknya memelihara dua jenis bebek, yakni hibrida dan peking. Untuk pemasarannya masih seputar Banyuwangi dan Bali. Selain memenuhi kebutuhan warga, bebek dari kelompok ini juga untuk pemenuhan kebutuhan warung dan restoran.
Imron juga mengucapkan terima kasih pada Pemkab Banyuwangi, yang selama ini telah melakukan pendampingan. "Selama ini kami banyak dibantu mulai legalitas perizinan, izin lingkungan, dan lainnya," kata Imron.
Dalam kunjungannya ke peternakan milik Kholis, Bupati Ipuk berkeling melihat proses produksi mulai dari telur hingga pemotongan dan siap dipasarkan. "Produksi bebek potong di tempat ini dilakukan dengan detail dan rapi," kata Ipuk.
Ipuk mengapresiasi apa yang dilalukan Kholis dan kelompok ternak di desa ini. Tidak hanya mengembangkan usaha saja, namun juga melibatkan masyarakat.
"Tidak hanya anak-anak muda desa yang dilibatkan menjadi tenaga kerja, namun masyarakat juga dilibatkan untuk kerjasama usaha. Dengan demikian masyarakat juga mendapat dampak ekonomi," kata Ipuk.
Ipuk mengintruksikan kepada dinas terkait untuk terus melakukan pendampingan, agar usaha ternak kelompok ini semakin luas.
"Kami juga minta agar Dinas Pertanian dan Pangan memfasilitasi rumah potongnya mengantongi sertifikasi halal," pungkasnya. (*)