REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu-dua tahun pertama menjabat sebagai bupati Banyuwangi pada 2010, Abdullah Azwar Anas banyak dicibir karena kebijakannya yang dianggap sok jagoan.
Misalnya, melarang pembangunan pusat-pusat hiburan malam, hotel kelas melati, minimarket dan mal di pusat kota, serta menutup 13 titik lokalisasi. Dia juga berambisi membuat Banyuwangi tak lagi sekedar menjadi terminal persinggahan bagi wisatawan yang hendak berlibur ke Pulau Bali.
BANYUWANGI – Tertarik dengan berbagai inovasi yang dibuat Banyuwangi, Pemerintah Kota Kediri berkunjung ke kabupaten paling ujung Pulau Jawa ini, Rabu (29/4). Kedatangan rombongan yang berjumlah 25 orang ini disambut hangat Asisten Administrasi Umum dan Kesra, Wiyono di Lounge Pelayanan Publik.
Wapres Jusuf Kalla memberikan penghargaan inovasi pelayanan publik kepada Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Rabu (29/4). (Istimewa)
Jakarta - Program "Lahir Procot Pulang Bawa Akta" yang diimplementasikan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendapat penghargaan salah satu inovasi pelayanan publik terbaik se-Indonesia dari Kementrian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (Kempan RB).
Penghargaan bergengsi tersebut, diserahkan langsung oleh Wapres Jusuf Kalla (JK) kepada Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Rabu (29/4). Dalam kesempatan tersebut, JK juga menyerahkan penghargaan kepada 25 pencetus inovasi pelayanan publik terbaik, termasuk Kabupaten Banyuwangi.