BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar Banyuwangi Festival 2017. Ajang wisata sepanjang tahun yang digelar rutin sejak 2012 ini menghadirkan beragam event menarik yang tahun ini jumlahnya mencapai 66 event.
Banyuwangi Festival (B-Fest) tetap akan menyajikan event besar yang telah menjadi ikon daerah, seperti Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September) Banyuwangi Ethno Carnival (11 November), Festival Gandrung Sewu (8 Oktober), Banyuwangi Beach Jazz Festival (2 September), dan Jazz Ijen (6-7 Oktober).
Selain itu, ada deretan event anyar yang akan menjadi magnet baru pariwisata Banyuwangi. Di antaranya adalah Banyuwangi Sail Yacht Festival (15 September) dan Festival Bambu (12-13 Mei).
“Banyuwangi Festival kami hadirkan tiap tahun ibarat rangkuman bagi segenap potensi Banyuwangi, mulai seni dan budaya, kekayaan alam, dan kreativitas rakyat. Berbagai event anyar terus kami sajikan karena rakyat Banyuwangi terus berkreasi mengeksplorasi potensi dan talenta seni budayanya. Tahun ini bakal lebih kaya kandungan budaya dan potensi kreativitas masyarakat," kata Anas.
B-Fest akan resmi dirilis Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, besok Rabu (25/1) di desa Banjar, Kecamaan Licin Banyuwangi. Bersamaan dengan pembukaan B-Fest, digelar pula Festival Sedekah Oksigen dan Festival Jeding Rijig (toilet bersih) sebagai event pembuka di tempat yang sama.
Anas mengatakan, Banyuwangi Festival digelar setiap tahun bukan hanya untuk mendongkrak sektor wisata, tetapi sekaligus upaya untuk mewadahi dan menumbuhkan kreativitas rakyat Banyuwangi.
"Seperti tahun ini kami menggelar event baru, Festival Sastra (26 -30 April) dan Festival Teknologi Inovatif (19-22 Juli). Tujuannya tak lain untuk merangsang minat anak muda pada sastra dan inovasi teknologi. Kalau difestivalkan, tumbuh perhatian pada dua bidang tersebut," ujar Anas.
Anas menambahkan, B-Fest 2017 akan menjadi ajang istimewa bagi industri fesyen daerah. Tahun ini ada 5 event untuk memamerkan potensi desainer daerah, mulai dari ajang Indonesia Fashion Week (4 Februari), Green & Recycle Fashion Week (25 Maret), Kebaya Festival (22 April), Banyuwangi Batik Festival (29 Juli), dan Banyuwangi Fashion Festival (14 Oktober).
“Kami ingin para pelaku industi fesyen Banyuwangi semakin maju, mampu meningkatkan kualitas produknya sekaligus memperluas jangkauan pasarnya,” ujar Anas.
B-Fest 2017 juga makin semarak dengan hadirnya event-event baru yang menjadi wadah bagi kreativitas anak muda dan mendorong sektor ekonomi kreatif. Seperti Festival Video Kreatif (26 Juli) yang menampilkan potensi tiap desa dan Festival Dandang Sewu (4-5 Agustus) yang menyajikan kreasi di sentra produksi alat masak. “Kami ingin Banyuwangi Festival menjadi wadah bagi pemberdayaan anak muda dan ekonomi masyarakat,” cetusnya.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi juga difestivalkan antara lain Barong Ider Bumi (26 Juni), Seblang (30 Juni & 5 September), Tumpeng Sewu (24 Agustus), Kebo-keboan (14 September & 1 Oktober), hingga Petik Laut (4 & 23 Oktober).
”Kami juga menggelar Agro Expo (13-20 Mei), Festival Durian (20 Mei), dan Fish Market (3 Oktober) untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan durian merah yang menjadi buah khas Banyuwangi,” ujar Anas.
Dari sisi sport tourism, selain International Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September), ada Banyuwangi International Ijen Green Run (23 Juli), Banyuwangi International BMX (22-23 April), dan Kite and Wind Surfing Competition di Pulau Tabuhan (26-27 Agustus).
Selain itu, B-Fest masih diwarnai Festival Toilet Bersih, Festival Sedekah Oksigen, dan Festival Sungai Bersih yang digelar sepanjang tahun. Tak lupa ada Festival Banyuwangi Kuliner (12 April) dan Festival Kopi (18 Oktober).
"Tahun ini Festival Kuliner mengangkat pecel pithik, salah satu kuliner khas masyarakat Suku Osing Banyuwangi. Kuliner kami angkat agar makin dikenal dan wisatawan bisa bertamasya rasa di depot-depot Banyuwangi,” pungkas Anas.